Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mereka membutuhkan lebih banyak bukti mengenai keamanan untuk vaksinasi virus corona Covid-19, terutama pada ibu hamil. Dr Katherine O'Brien, direktur imunisasi vaksin dan biologi pun akan menyarankan vaksin Oxford/AstraZeneca untuk wanita hamil.
Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) telah mengeluarkan laporan terbaru pada 30 Desember 2020. Laporan itu menyebutkan bahwa tidak ada risiko yang berkaitan antara suntikan vaksin dengan kehamilan.
"Vaksin ini tidak bisa mereplikasi, sehingga tidak bisa menyebabkan infeksi pada ibu maupun janin dalam perutnya," kata JCVI dikutip dari Express.
Meskipun data yang tersedia tidak menunjukkan adanya masalah keamanan atau bahaya pada kehamilan. Tapi, belum ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan rutin vaksin Covid-19 selama kehamilan.
Baca Juga: CDC Imbau Pakai Dua Masker, Efektif Tangkal Virus Corona Covid-19
JCVI menyarankan wanita harus mempertimbangkan vaksinasi selama kehamilan, karena mereka memiliki risiko terpapar virus corona Covid-19 yang tak bisa dihindari. Apalagi jika wanita itu memiliki masalah kesehatan sebelumnya.
Pada kondisi ini, dokter harus mendiskusikan risiko dan manfaat vaksinasi dengan perempuan, terutama perihal keamanan vaksin pada ibu hamil.
"JCVI tidak menyarankan tes kehamilan rutin sebelum vaksin Covid-19. Mereka yang berencana hamil tidak perlu menghindari kehamilan setelah vaksinasi," jelasnya.
Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA), vaksin bisa dipertimbangkan untuk digunakan pada ibu hamil jika manfaatnya lebih banyak dibandingkan risikonya.
Sehingga ibu hamil juga harus mendiskusikan manfaat dan risiko vaksin Covid-19 dengan profesional medis. JCVI menegaskan bahwa, meskipun data yang tersedia tidak menunjukkan masalah keamanan atau bahaya pada kehamilan, tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan rutin vaksin Covid-19 selama kehamilan.
Baca Juga: Duh! Virus Corona Terkait Covid-19 Terdeteksi pada Kelelawar di Thailand
Sementara itu, JCVI menyarankan ibu menyusui bisa menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca untuk melawan virus corona Covid-19.
"Manfaat perkembangan dan kesehatan menyusui harus dipertimbangkan seiring dengan kebutuhan klinis wanita untuk vaksin Covid-19. Tapi, mereka tetap berhak tahu tentang tidak adanya data keamanan tentang vaksin Covid-19 untuk ibu menyusui," jelasnya.
Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) mengatakan bahwa pedoman baru itu menandakan ibu hamil yang merupakan pekerja kesehatan harus mempertimbangkan vaksinasi. Hal serupa juga berlaku bagi pekerja kesehatan yang masih menyusui.
Edward Morris, presiden RCOG, mengatakan pekerja kesehatan, pekerja sosial dan kelompok prioritas lainnya harus difasilitasi untuk vaksinasi. Ibu hamil sangat perlu mendapatkan perlindungan, terlepas dari mereka menerima vaksinasi atau tidak.