Suara.com - Buang angin atau kentut merupakan respon tubuh biasa yang umum dilakukan untuk membuang gas dalam perut.
Meski begitu, kentut sembarangan dengan suara yang lantang juga bisa membuat malu pelakunya. Selain memiliki suara yang khas, kentut juga kerap diiringi bau yang tak sedap.
Itulah mengapa banyak orang memilih untuk menahan kentut.
Padahal dilansir dari Healthline, beberapa penelitian menunjukkan menahan kentut dapat memberikan efek negatif bagi tubuh.
Beberapa efeknya adalah rasa sakit di bagian perut, perasaan tidak nyaman, kembung, gangguan pencernaan, hingga maag.
Pada tahun 1970-an, para ahli menemukan, kebiasaan menahan kentut dapat dikaitkan dengan perkembangan divertikulitis.
Gangguan divertikulitis adalah peradangan kantong saluran pencernaan yang dapat menyebabkan infeksi yang cukup parah dan akan menganggu jalannya pencernaan.
Pada dasarnya, saat seseorang kentut, gas yang terdapat pada sistem pencernaan akan keluar melalui anus. Namun, seseorang yang menahannya akan menekan otot sfingter anus sehingga mengatup dan gas kentut tidak dapat keluar.
Gejalanya bisa menimbulkan rasa nyaman kepada orang tersebut. Selain itu, biasanya setelah menahan kentut seseorang akan merasakan gelembung atau getaran yang terjadi di dalam sistem pencernaan.
Baca Juga: Insecure karena Sering Kentut saat Menstruasi? Coba Lakukan Ini
Dalam penelitian dikatakan, gas yang tertahan di dalam perut tersebut akan diserap oleh darah dan dikeluarkan melalui penapasan. Namun, hal ini tidak memberikan dampak yang sehat karena seharusnya gas tersebut keluar melalui anus atau sendawa.