Suara.com - Tenaga kesehatan di Bolivia, salah satu negara bagian Amerika Selatan yang paling parah terkena pandemi Covid-19, mogok kerja selama 48 jam sejak Selasa (9/2). Tindakan itu sebagai bentuk protes untuk menuntut lockdown agar paparan infeksi berkurang.
Semua perawatan medis spesialis di layanan darurat dan rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 telah ditangguhkan, kata presiden perguruan tinggi kedokteran di kawasan itu, Luis Aguilera.
"Para pemimpin kami belum mendengarkan permintaan untuk mengurangi kurva epidemiologi Covid-19," kata Aguilera, dikutip Channel News Asia.
Dia mengeluhkan bahwa pembatasan saat ini tidak berhasil karena orang-orang masih tidak mengubah perilakunya dengan taat protokol kesehatan.
Baca Juga: Update Vaksinasi Sulsel : 28.219 Tenaga Kesehatan Sudah Disuntik Vaksin
Ratusan petugas kesehatan turun ke jalan untuk menuntut tindakan. Ada kekhawatiran bahwa tindakan seperti penggunaan masker wajah, cuci tangan, dan jarak sosial semakin jarang dilakukan.
Santa Cruz adalah wilayah terpadat di Bolivia. Meskipun memiliki jumlah kasus dan kematian virus corona terbesar di negara itu, aktivitas ekonomi, bisnis, dan transportasi umum tetap terbuka.
Bolivia telah mencatat hampir 230.000 kasus dan lebih dari 10.800 kematian akibat Covid-19 di antara 11,5 juta populasinya. Sedangkan di Santa Cruz tercatat hampir 80.000 kasus dan lebih dari 5.000 kematian.