Suara.com - Sebuah studi baru menemukan, pasien virus corona Covid-19 dengan penyakit gusi memiliki risiko 4,5 kali lebih tinggi membutuhkan ventilator dan 9 kali lebih mungkin meninggal dunia.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Periodontology mengungkapkan bahwa pasien dengan masalah rongga mulut 3,5 kali lebih berisiko menjalani perawatan intensif akibat virus corona Covid-19.
Pada awal tahun 2020 lalu, sebagian besar dokter gigi tidak membuka praktik secara tatap muka karena masa isolasi untuk mencegah penularan virus corona. Hal ini menyebabkan banyak orang melakukan tindakan sendiri atau DIY di rumah ketika memiliki masalah dengan kesehatan mulutnya.
Padahal pemeriksaan rutin oleh ahli bisa membantu menjaga kebersihan mulut dan mencegah penyakit gusi yang parah.
Baca Juga: Gejala Virus Corona Tak Umum, Waspadai Lidah Bengkak dan Bisul
Eddie Crouch, Ketua British Dental Association, mengatakan lebih dari 20 juta orang telah mengabaikan pemeriksaan kesehatan mulutnya karena pandemi virus corona. Sehingga dokter gigi tidak bisa menemukan masalah mulut yang sedang berkembang.
Sedangkan, banyak orang memiliki masalah dengan penyakit gusi. Tetapi, dampak dari penyakit gusi itu tetap tergantung pada tubuh masing-masing.
"Pada beberapa orang, penyakit gusi membuat tubuh bereaksi berlebihan dan orang bisa kehilangan tulang dengan cepat. Mereka yang rentan terhadap penyakit gusi agresif juga rentan terhadap respons agresif dari virus corona," jelas Eddie Crouch dikutip dari The Sun.
Para ahli di Complutense University of Madrid, Spanyol menganalisis lebih dari 500 pasien virus corona Covid-19. Pasien dengan penyakit gusi parah (periodontitis) digolongkan sebagai pasien yang kehilangan tula pada dua gigi atau lebih dan memiliki akar retak.
Para ahli juga menemukan bahwa peradangan pada tubuhnya jauh lebih tinggi ketika menderita virus corona Covid-19. Hal inilah yang menunjukkan bahwa peradangan bisa menyebabkan beberapa pasien menderita lebih banyak komplikasi.
Baca Juga: Menurut Pakar, Ada Kemungkinan Covid-19 Parah Picu Diabetes
Profesor Lior Shapira, presiden terpilih dari Federasi Periodontologi Eropa mengatakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peradangan di rongga mulut bisa menjadi pintu masuk dan membuat infeksi virus corona Covid-19 lebih ganas.
"Karena itu, perawatan mulut harus menjadi bagian penting yang direkomendasikan untuk mengurangi keparahan akibat virus corona Covid-19," jelasnya.
Prof Shapira juga telah menggarisbawahi hubungan antara pasien dengan penyakit gusi parah dan penyakit paru-paru yang cukup baik. Selain itu, studinya juga menambahkan bukti lebih lanjut tentang hubungan antara kesehatan mulut dan masalah pernapasan.
Ia mengatakan periodontitis adalah penyakit yang umum tetapi bisa dicegah dan diobati. Mereka mengatakan bahwa kesehatan mulut yang baik menjadi bagian penting dari perawatan pasien virus corona.
Profesor Mariano Sanz dari Complutense University of Madrid, Spanyol, menjelaskan bahwa bakteri mulut untuk pasien yang mengalami infeksi gusi parah dapat terhirup. Akibatnya, bakteri ini bisa menginfeksi paru-paru dan menyebabkan beberapa pasien Covid-19 membutuhkan ventilator.
"Kondisi ini berkontribusi pada kerusakan organ tubuh pasien Covid-19 dan meningkatkan risiko kematian. Staf rumah sakit harus mengidentifikasi pasien Covid-19 dengan periodontitis menggunakan antiseptik oral untuk mengurangi penularan bakteri," jelasnya.
Dr Crouch menambahkan bahwa bakteri penyebab penyakit gusi bisa memakan plak dan sisa makanan. Pada akhirnya, hal ini akan membuat area gusi meradang.