Jarang Disorot, Bagaimana Perkembangan Vaksin Covid-19 Merah Putih?

Selasa, 09 Februari 2021 | 15:24 WIB
Jarang Disorot, Bagaimana Perkembangan Vaksin Covid-19 Merah Putih?
Peneliti meriset pembuatan vaksin Merah Putih di salah satu laboratorium PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi di Indonesia telah berlangsung. Pada program vaksinasi Covid-19 ini pemerintah menggunakan vaksin buatan Sinovac.. 

Meski demikian, Indonesia sendiri sebenarnya juga mengembangkan vaksin buatan dalam negeri. Ia dikenal dengan nama vaksin Merah Putih. 

Sayangnya, vaksin Merah Putih jarang sekali mendapat sorotan. Lalu, bagaimana kabar perkembangannya kini?

Penelitian vaksin Merah Putih untuk Covid-19 buatan Indonesia masih terus berlanjut. Salah satu penelitian dilakukan oleh Lembaga Molekuler Eijkman yang sudah menyelesaikan tahap awal dan akan segera menyerahkan ke perusahaan farmasi pengembang vaksin Biofarma. 

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bagi Nakes di Batam: 1.024 Tidak Penuhi Kriteria

Ketua konsorsium dan inovasi penanganan Covid-19 Kemenristekdikti Prof. dr. Ali Ghufron menyampaikan bahwa vaksin merah putih adalah pengembangan vaksin berbasis pada virus corona yang beredar di Indonesia. 

Ilustrasi vaksin COVID-19. (unsplash/@dimitrihou)
Ilustrasi vaksin COVID-19. (unsplash/@dimitrihou)

"Mengenai perkembangannya masih sesuai dengan target. Sebagai contoh Eijkman mengembangkan berbasis platform protein rekombinan itu bisa diekspresikan melalui apa yang disebut dengan ekspresi mamalia," kata prof. Ali dalam webinar FMB9ID, Selasa (9/2/2021).

Ia menambahkan bahwa perkembangan vaksin Merah Putih berbeda-beda karena penelitian tidak hanya dilakukan Lembaga Eijkman. Tapi juga oleh LIPI dan sejumlah Perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, juga Universitas Airlangga.

Khusus penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Molekuler Eijkman, menurut Ali, paling lambat hasilnya akan diserahkan ke Biofarma pada April 2021. Selanjutnya proses pembuatan vaksin akan diteruskan dengan beberapa kali melakukan uji klinis.

"Proses selanjutnya uji praklinik, uji klinik 1, uji klinik 2, uji klinik 3. Jadinya semua harus ditempuh. Tentu kita juga mengurus di BPOM untuk mendapatkan semacam izin atau paling tidak emergency use authorisation," ucapnya. 

Baca Juga: Kemenkes Targetkan 11.600 Nakes Lansia Segera Divaksin Covid-19

Sebagai perusahaan farmasi Biofarma, menurut prof Ali, telah siap dalam melakukan produksi vaksin Covid-19. Indonesia juga sudah dipercaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam penyediaan vaksin hingga ke ratusan negara.

"Indonesia sebenarnya sudah jauh lebih siap. Terutama Biofarma sudah bisa meyakinkan ke WHO, kita sudah ekspor ke 140 negara untuk vaksin polio. Jadi pengalaman ini sudah luar biasa kita juga bisa produksi vaksin Merah Putih," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI