5 Negara Tidak Memasukkan Hasil Tes Antigen ke Perhitungan Kasus Covid-19

Selasa, 09 Februari 2021 | 14:28 WIB
5 Negara Tidak Memasukkan Hasil Tes Antigen ke Perhitungan Kasus Covid-19
Ilustrasi tes antigen [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan beberapa negara bagian di Amerika Serikat tidak memasukkan hasil tes antigen dalam penghitungan jumlah total kasus Covid-19 secara nasional.

Negara bagian tersebut adalah California, Colorado, Maryland, Missouri, dan Nevada. Mereka secara terbuka hanya melaporkan kasus yang dikonfirmasi dengan tes PCR.

Menurut negara-negara tersebut, hasil tes antigen umumnya dianggap tidak akurat, dan jika pengujian antigen meningkat di AS, pengecualian ini dapat menyebabkan potensi kesalahan perhitungan, lapor CNN.

"Tes antigen relatif murah, dan sebagian besar dapat digunakan dalam tempat perawatan. Sebagian besar tes resmi saat ini dapat mengeluarkan hasilnya dalam waktu sekitar 15 menit," kata BPOM AS (FDA).

Baca Juga: Korea Selatan Lakukan Tes Covid-19 Khusus Hewan Peliharaan

FDA menambahkan, umumnya tes tersebut kurang sensitif dibanding tes jenis lainnya. Karena perbedaan akurasi ini, beberapa negara bagian memilih untuk hanya melaporkan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dengan pengujian PCR.

Petugas kesehatan melakukan test usab antigen massal secara serentak di Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Senin (18/1/2021). (Suara.com/Anang Firmansyah)
Petugas kesehatan melakukan test usab antigen massal secara serentak di Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Senin (18/1/2021). (Suara.com/Anang Firmansyah)

Tes antigen bekerja dengan mendeteksi protein dari virus corona, sedangkan tes PCR mendeteksi materi genetik yang disebut RNA.

Menurut FDA, hasil positif dari tes antigen biasanya sangat akurat, tetapi positif palsu juga dapat terjadi, terutama di daerah di mana sangat sedikit orang yang terjangkit virus.

Sedangkan hasil negatif dari tes antigen mungkin perlu dikonfirmasi ulang dengan tes PCR, karena tes antigen lebih mungkin melaporkan hasil negatif palsu daripada positif palsu.

"Kekhawatirannya, mungkin ada orang yang terinfeksi Covid-19 terlewat oleh tes berbasis antigen ini," tutur David Dowdy, ahli epidemiologi penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.

Baca Juga: Gara-gara Sopir Truk Lama Antre Tes Covid-19, Ribuan Ayam Mati Lemas

Namun, hal ini membuatnya khawatir apabila di masa depan tidak melaporkan kasus secara terbuka, termasuk hasil dari tes antigen, dapat menggambarkan hasil yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

"Saya pikir semakin banyak tes berbasis antigen ini digunakan, pasti ada risiko kita akan melihat perkiraan (hasil) yang lebih rendah dari jumlah kasus Covid-19 di negara ini (AS), dan terutama di negara bagian yang tidak melaporkannya, jika ini tidak dilaporkan di masa depan," sambungnya.

Sedangkan di beberapa negara bagian lainnya, misalnya Hawaii, hasil tes antigen dimasukkan ke dalam jumlah kasus total sebagai 'kasus yang mungkin terjadi'. Jadi, hasil dari antigen tidak dimasukkan ke presentase positif yang sebenarnya.

"Tes antigen dihitung sebagai kasus yang mungkin terjadi, bukan sebagai kasus yang dikonfirmasi," tutur Brooks Baehr, juru bicara Departemen Kesehatan Negara Bagian Hawaii.

"Tetapi untuk menguji persen kepositifan, tes antigen tidak termasuk dalam penghitungan kami karena kami kekurangan jumlah yang akurat dari jumlah total tes antigen yang dilakukan di negara bagian kami," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI