Strategi Vaksinasi Covid-19 Massal Tuai Kritik, Begini Menurut Pakar

Senin, 08 Februari 2021 | 14:16 WIB
Strategi Vaksinasi Covid-19 Massal Tuai Kritik, Begini Menurut Pakar
Vaksin COVID-19 (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli vaksin menyerukan untuk memikirkan kembali tujuan program vaksinasi. Mereka yakin bahwa munculnya varian baru virus corona seperti di Afrika Selatan akan sulilt membentuk kekebalan kawanan atau herd immunity.

Seruan ini muncul setelah hasil uji coba menunjukkan vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford hanya memberikan perlindungan terbatas pada Covid-19 ringan hingga menengah pada infeksi yang disebabkan varian asal Afrika Selatan.

Hingga kini vaksin AstraZeneca/Universitas Oxford adalah program vaksinasi andalan di banyak negara, terutama Inggris. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaan serta biaya yang terjangkau.

Profesor vaksinasi di Universitas Witwatersrand sekaligus kepala penyelidik uji coba vaksin di Afrika Selatan, Shabir Madhi, mengatakan sudah waktunya untuk memikirkan kembali tujuan vaksinasi Covid-19 massal.

Baca Juga: Kejar Target Herd Immunity di 2022, Luhut Minta Vaksinasi Dipercepat

"Temuan ini mengkalibrasi ulang pemikiran tentang bagaimana melawan virus dan mengalihkan fokus dari tujuan awal kekebalan kawanan ke melindungi semua individu yang berisiko terhadap penyakit Covid-19 parah," kata Madhi,  seperti yang dilansir oleh The Guardian.

Ilustrasi herd immunity. (Shutterstock)
Ilustrasi herd immunity. (Shutterstock)

Karena hasil uji coba ini pun, Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, memilih untuk menunda pemberian vaksin AstraZeneca kepada tenaga medis di negaranya.

Di sisi lain, profesor vaksinasi di Oxford, Sarah Gilbert, mengingatkan bahwa vaksin masih bisa menyelamatkan nyawa meski tidak menurunkan jumlah yang terinfeksi akibat varian baru.

"Vaksin mungkin tidak akan mengurangi jumlah kasus tetapi masih ada perlindungan terhadap kematian, rawat inap dan penyakit parah," tutur Gilbert.

Sedangkan profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge, Ravi Gupta, mengatakan bahwa penggunaan vaksin dilakukan demi mencegah penyakit parah dan kematian alih-alih untuk membentuk kekebalan kawanan di negara-negara seperti Afrika Selatan, yang mana merupakan tindakan pragmatis.

Baca Juga: Videografis: 5 Fakta Herd Immunity

“Kita mungkin perlu beralih untuk melindungi orang rentan dengan vaksin terbaik yang kita miliki, meskipun vaksin tidak menghentikan infeksi, vaksin mungkin menghentikan kematian," tutur Gupta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI