Suara.com - Satu dosis vaksin buatan Oxford/AstraZeneca disebut dapat memberikan perlindungan signifikan pada penularan Covid-19 jika suntikan keduanya ditunda hingga tiga bulan. Hal ini dinyatakan dalam sebuah sudi yang diterbitkan pada Jurnal Lancet.
Seperti vaksin lain, vaksin Oxford juga perlu diberikan dalam 2 dosis dengan jangka waktu dua hingga 6 minggu.
Melansir dari Huffpost, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 17.000 peserta dalam uji coba vaksin di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Studi tersebut menemukan bahwa satu dosis vaksin menunjukkan efektivitas hingga 76 persen dalam mencegah Covid-19 hingga tiga bulan setelah suntikan. Perlindungan meningkat menjadi 82 persen setelah dosis kedua.
Sebagai perbandingan, peserta uji coba yang mendapatkan dua suntikan dengan jarak kurang dari enam minggu menunjukkan keefektifan menurun hingga hanya 55 persen.
Baca Juga: Praperadilan Laskar FPI, Pemohon dan Termohon Serahkan Berkas Kesimpulan
Lebih penting lagi, studi tersebut menemukan bahwa vaksin AstraZeneca memiliki potensi untuk mengurangi kemungkinan penularan Covid-19 sebesar 67 persen.
Penemuan ini dapat mendukung saran kesehatan di Inggris yang akan menganalisis sebanyak mungkin orang yang mendapatkan dosis pertama vaksin.
“Program vaksinasi yang ditujukan untuk memvaksinasi sebagian besar populasi dengan dosis tunggal di mana dosis kedua yang diberikan setelah periode 3 bulan merupakan strategi yang efektif untuk mengurangi penyakit dan mungkin mengoptimalkan peluncuran vaksin terutama di saat ketersediaan vaksin masih terbatas,” tulis para peneliti.