Suara.com - Menerut survei di India, kemungkinan lebih dari seperempat anak-anak di sana yang berusia antara 10 hingga 17 tahun diperkirakan telah terinfeksi Covid-19.
Lewat survei yang sama, diperkirakan lebih tinggi 21,5 persen dari keseluruhan populasi yang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.
Survei dilakukan pada 35.700 orang berusia di atas 10 tahun yang dilakukan dalam dua bulan terakhir.
Sementara tes dilakukan terpisah pada lebih dari 700.000 orang di seluruh India oleh perusahaan diagnostik Thyrocare Technologies dengan hasil menunjukkan 55 persen dari 1,35 miliar orang di India mungkin telah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Ahli Ungkap Kulit Merah dan Bengkak Usai Vaksinasi Covid-19
Laporan resmi India total kasus Covid-19 di sana tercatat 10,8 juta infeksi, tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, meskipun kasusnya telah turun tajam sejak puncak penularan pada pertengahan September 2020.
Tetapi survei nasional menunjukkan bahwa lebih dari 290 juta orang mungkin telah terinfeksi di negara tersebut.
"Gambaran keseluruhan masih menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen populasi dapat terinfeksi," kata Vinod Kumar Paul, ahli strategi vaksin pemerintah, dikutip Channel News Asia.
Di antara 7.171 petugas perawatan kesehatan yang diuji secara acak, sebanyak 25.7 persen ditemukan telah mengembangkan antibodi Covid-19.
Di ibu kota New Delhi juga ditemukan bahwa telah mendekati kekebalan kawanan melalui infeksi alami karena 56 persen penduduknya memiliki antibodi Covid-19.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Evaluasi PPKM Jakarta dan Jawa Barat Bisa Jadi Contoh
Pemerintah federal juga mengatakan hampir 46 persen dari 9.6 juta petugas kesehatan yang terdaftar di negara itu telah diberi dosis vaksin pertama sejak kampanye inokulasi dimulai pada 16 Januari.
India, yang ingin memvaksinasi 300 juta orang hingga Agustus itu baru-baru ini mulai memberikan suntikan kepada pekerja garis depan lainnya seperti personel polisi.
Selanjutnya akan segera mulai memvaksinasi kelompok orang tua, kata Menteri Kesehatan Rajesh Bhushan.
Upaya tersebut, disebut-sebut oleh pemerintah sebagai yang terbesar di dunia, telah dimulai dengan dua vaksin yakni vaksin dari Universitas Oxford-AstraZeneca dan satu lagi dikembangkan oleh Bharat Biotech dan Dewan Riset Medis India yang dikelola negara.
India juga berencana memakai vaksin Sputnik V Rusia dan ZyCov-D Cadila Healthcare. Pfizer dan mitranya BioNTech juga telah meminta persetujuan serupa.