Kebanyakan Makan Lemak dan Gula Saat Kecil, Bakteri Baik di Usus Bisa Sirna

Jum'at, 05 Februari 2021 | 09:59 WIB
Kebanyakan Makan Lemak dan Gula Saat Kecil, Bakteri Baik di Usus Bisa Sirna
Ilustrasi anak makan mie. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bahaya kebanyakan makan makanan berlemak dan gula tinggi tidak hanya bisa meningkatkan risiko penyakit metabolik saat dewasa.

Studi terbaru mengatakan makan terlalu banyak lemak dan gula saat anak-anak bisa mengubah mikrobioma tubuh. Dampaknya bahkan belum tentu hilang ketika sudah dewasa.

Penelitian yang dilakukan di University of California Riverside menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah total dan keragaman bakteri usus pada tikus dewasa yang diberi makanan tidak sehat saat masih remaja.

"Kami mempelajari tikus, tetapi efek yang kami amati setara dengan anak-anak yang menjalani tinggi lemak dan gula," kata ahli fisiologi evolusioner UCR Theodore Garland dikutip Atlanta Journal Constitution.

Baca Juga: Hari Cuci Tangan Sedunia: Terlalu Sering Justru Bisa Bunuh Bakteri Baik

Ilustrasi bakteri baik di usus. (Pixabay/Elionas2)
Ilustrasi bakteri baik di usus. (Pixabay/Elionas2)

Dampaknya, lanjut Garland, konsumsi berlebihan lemak dan gula saat anak-anak menyebabkan mikrobioma usus masih terpengaruh hingga enam tahun setelah pubertas.

Mikrobioma menjadi rumah bagi bakteri serta jamur, parasit, dan virus yang hidup di dalam tubuh manusia juga hewan. Keberadaannya bermanfaat untuk merangsang sistem kekebalan, menghancurkan makanan, dan membantu mensintesis vitamin kunci, tulis para peneliti.

"Saat Anda sehat, ada keseimbangan organisme baik dan buruk di mikrobioma. Keseimbangan ini dapat terganggu oleh antibiotik, penyakit atau pola makan yang tidak sehat, membuat tubuh mudah terserang penyakit," tertulis dalam jurnal penelitian Journal of Experimental Biology.

Penelitian itu membagi subjek tikus menjadi empat kelompok. Separuh diberi makan standar, diet sehat, dan setengah lagi menerima diet yang kurang sehat. Separuh lagi memiliki akses ke roda olahraga.

Setelah tiga minggu, semua tikus dikembalikan ke kebiasaan asli mereka, diet standar dan tanpa olahraga. Mereka tetap seperti itu selama 14 minggu ketika para ilmuwan memeriksa keragaman dan kelimpahan bakteri di dalamnya.

Baca Juga: Studi: Ibu dan Bayi Berbagi Bakteri Baik melalui ASI saat Menyusui

Mereka menemukan bahwa bakteri Muribaculum meningkat pada tikus yang diberi diet standar yang memiliki akses ke roda berjalan dan menurun pada tikus yang menjalani diet tinggi lemak, baik yang berolahraga atau pun tidak.

Peneliti menulis spesies bakteri itu mungkin mempengaruhi jumlah energi yang tersedia untuk inangnya. Garland dan timnya menemukan bahwa untuk anak-anak konsumsi makanan tinggi lemak dan gula memiliki efek jangka panjang pada mikrobioma daripada olahraga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI