5 Kondisi yang Sebabkan Pasangan Lakukan Program Bayi Tabung

Kamis, 04 Februari 2021 | 19:46 WIB
5 Kondisi yang Sebabkan Pasangan Lakukan Program Bayi Tabung
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program bayi tabung menjadi salah satu cara yang dilakukan pasangan untuk mendapatkan keturunan. Mereka yang menjalani program ini umumnya mengalami gangguan kesuburan (infertilitas), baik dari pihak suami maupun istri.

Dikatakan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari IVF Centre RS Pondok Indah, bayi tabung juga bisa 'dimanfaatkan' untuk pasangan yang punya masalah kesehatan lain, bukan hanya infertilitas.

Berikut ini adalah kondisi lain yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan program bayi tabung bagi pasangan:

1. Hubungan suami istri jarak jauh
Biasanya dialami suami istri yang tidak bisa setiap saat selalu hidup bersama, alias harus hidup terpisah karena pekerjaan, hasilnya program memiliki buah hati bisa terganggu. Maka, program bayi tabung bisa dimanfaatkan karena prosesnya mengikuti waktu luang pasangan.

Baca Juga: Dear Pasangan Muda, Ini Tips Pilih Mobil Pertama Hidup Berkeluarga

"Suami istri ketemunya hanya 6 bulan sekali, apakah untuk memiliki buah hati bisa menunggu selama itu. Maka bayi tabung bisa jadi alternatif penanganan, kita bisa atur keleluasaan pasangan," ujar dr. Yassin.

2. Punya penyakit yang merusak kesuburan
Pada awalnya pasien tidak mengalami gangguan kesuburan, namun karena mengidap kanker dan harus menjalani pengobatan seperti kemoterapi yang bisa merusak sel telur, maka pada program bayi tabung sel telur bisa lebih dulu disimpan.

"Sebelum kemoterapi sel telurnya kita simpan di tempat aman, saat pengobatan kanker atau kemoterapinya selesai pasien siap hamil sel telur bisa kembali dibuahi dengan sperma melalui bayi tabung," tutur dr. Yassin.

3. Pasangan alami infeksi HIV, hepatitis B, dan hepatitis C
Melalui program bayi tabung pasangan bisa mendapatkan bayi yang lebih sehat, lantaran adanya teknologi kromosom yang berpeluang menghilangkan penyakit genetik seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C yang bisa ditularkan ke anak.

"Misalnya suami memiliki riwayat HIV, maka kita bisa gunakan teknologi kromosom embrio untuk meminimalisir penyakit pada anak yang dikandungnya," jelas dia.

Baca Juga: Lagi Asyik, 12 Pasangan Mesum di Tangsel Diciduk, Ditemukan Kondom Bekas

4. Disfungsi seksual
Disfungsi seksual atau tidak adanya kepuasan seksual saat di ranjang bisa menurunkan peluang memiliki buah hati, karena proses pembuahan alami dari hubungan intim tidak terjadi, maka program bayi tabung bisa membantu.

"Kalau disfungsi seksual pengobatannya harus lama, perlu konsultasi maka bayi tabung bisa dimanfaatkan," kata dr. Yassin.

5. Vaginismus
Vaginismus adalah gangguan seksual yang umum terjadi pada perempuan, karena otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat terjadi penetrasi seksual.

Gangguan ini tidak memengaruhi gairah seksual perempuan, tapi tentu saja akan menghambat hubungan intim. Hasilnya hubungan seksual tidak bisa berjalan dengan wajar, dan hasilnya menyulitkan pasangan memiliki momongan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI