Untuk membuktikannya, peneliti menguji 1.924 orang yang tidak menunjukkan gejala virus corona menggunakan sampel air liur dan tes swab minggu ini di bandara Haneda Tokyo dan bandara Internasional Kansai di Osaka.
Peneliti menyimpulkan pengujian menggunakan air liur memiliki keakuratan sekitar 90 persen dalam mengidentifikasi kasus positif, dengan hampir tidak ada kasus palsu. Kedua tes tersebut juga dapat mengidentifikasi hasil negatif di hampir semua kasus.
Indonesia sedang mempertimbangkan tes saliva
Di Indonesia, Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN) Profesor Bambang Brodjonegoro sedang mempertimbangan penggunaan metode tes saliva untuk menguji Covid-19.
Dengan begitu, diharapkan proses testing bisa lebih cepat dan pengambilan sampel bisa lebih mudah karena hanya menggunakan air liur
"Di tahun 2021 ini di dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva. Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," ujar Prof. Bambang dalam diskusi virtual ILUNI UI beberapa waktu lalu.