Depresi dan Kecemasan Picu Konsumsi Alkohol di Masa Pandemi Covid-19

Rabu, 03 Februari 2021 | 05:30 WIB
Depresi dan Kecemasan Picu Konsumsi Alkohol di Masa Pandemi Covid-19
Ilustrasi: Depresi dan Kecemasan Picu Konsumsi Alkohol di Masa Pandemi Covid-19 (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa depresi dan kecemasan berkontribusi pada meningkatnya konsumsi alkohol selama pandemi Covid-19.

Efek tersebut paling terasa bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun. Di antara kelompok orang tua, mereka yang memiliki depresi dan kecemasan dua kali lebih rentan untuk minum lebih banyak alkohol.

Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa konsumsi alkohol menjadi cara untuk membantu mengatasi stres. Ini pernah terjadi pada periode setelah serangan teroris World Trade Center 2001 lalu.

"Peningkatan konsumsi alkohol ini, terutama di antara orang-orang dengan kecemasan dan depresi, sejalan dengan kekhawatiran bahwa pandemi dapat memicu epidemi penggunaan alkohol yang bermasalah," kata penulis bernama Ariadna Capasso, dari NYU School of Global Public Health di New York City.

Baca Juga: Dua Taman di Pontianak Masih Ditutup, Warga Diminta Bersabar

Ilustrasi bir. [Shutterstock]
Ilustrasi bir. [Shutterstock]

Temuan peneliti meminta para peserta untuk mendeskripsikan diri mereka secara demografis dan melaporkan bagaimana penggunaan alkohol mereka telah berubah sejak dimulainya pandemi.

Survei tersebut juga memasukkan pertanyaan yang memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi dan mengukur gejala depresi dan kecemasan partisipan. Setiap orang juga melaporkan sejauh mana mereka merasa berisiko terhadap infeksi SARS-CoV-2.

Dari semua peserta yang mengidentifikasi diri mereka sebagai peminum, 29 persen melaporkan bahwa konsumsi alkohol mereka meningkat selama pandemi.

Individu yang melaporkan, gejala depresi 64% lebih mungkin mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih banyak, sementara kecemasan dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan konsumsi alkohol berjumlah 41 persen lebih tinggi.

Studi tersebut juga menemukan bahwa faktor demografis memengaruhi konsumsi alkohol selama pandemi, yaitu:

Baca Juga: Lakukan USG, Calon Ibu Ini Kaget Janinnya Nampak Seperti Pakai Masker

  • Wanita lebih mungkin (33 persen dibandingkan 24 persen) untuk meningkatkan kebiasaan minum alkohol dibandingkan pria.
  • Orang yang berpendidikan tinggi lebih cenderung konsumsi lebih banyak sebesar (32 persen) dibandingkan mereka yang tidak memiliki gelar sarjana (25 persen).
  • Juga pensiunan (20 persen) melaporkan minum lebih banyak daripada peserta yang bekerja dan saat ini menganggur, 31persen di antaranya mengonsumsi lebih banyak alkohol.
  • Dan orang yang tinggal di daerah pedesaan cenderung tidak meningkatkan asupan alkohol mereka (25 persen), dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah pinggiran kota dan perkotaan sebesar (31 persen).

Pengaruh risiko yang dirasakan, salah satu dampak nyata pandemi Covid-19 adalah masyarakat khawatir tertular virus SARS-CoV-2 tersebut.

Para peneliti memisahkan kekhawatiran ini dari kekhawatiran tentang pengembangan kasus Covid-19 yang kian parah.

Mereka menemukan bahwa individu yang menganggap dirinya berisiko lebih tinggi dari menularnya penyakit tersebut, kemungkinan besar telah meningkatkan asupan alkohol.

Menariknya, orang yang konsumsi alkohol lebih banyak, melihat diri mereka berada pada posisi risiko infeksi yang lebih tinggi, tetapi cenderung tidak dengan sakit yang parah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI