Suara.com - Kombinasi pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, alkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok telah mengakibatkan berkembangnya penyakit gaya hidup, termasuk penyakit radang usus (IBD).
Melansir dari Healthshots, IBD adalah sekelompok gangguan usus yang menyebabkan peradangan saluran pencernaan yang berkepanjangan. Dua penyakit IBD yang paling umum adalah adalah kolitis ulserativa (UC) dan penyakit Crohn (CD).
Penyakit Crohn sebagian besar mempengaruhi ujung ekor usus kecil sedangkan kolitis ulserativa melibatkan peradangan pada usus besar.
Gejala IBD termasuk sakit perut, diare berdarah, dan penurunan berat badan dengan komplikasi seperti obstruksi usus yang memerlukan pembedahan dan perkembangan kanker jangka panjang.
Baca Juga: Dua Faktor Ini Bikin Pengobatan Pasien Radang Usus Tak Optimal
Pola makan dengan lebih banyak daging, produk susu, makanan olahan dengan pengemulsi, minyak nabati, tembakau, makanan manis, dan beralkohol terlibat dalam meningkatnya risiko IBD.
Bahkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa merokok, kontrasepsi oral, diet, usus buntu, menyusui, antibiotik, vaksinasi, infeksi, dan kebersihan masa kanak-kanak juga merupakan faktor risiko lingkungan spesifik yang terlibat dalam pengembangan IBD.
Sementara faktor psikososial seperti depresi, stres, dan gangguan tidur juga berperan dalam peningkatan risiko penyakit ini.
Langkah utama yang dapat membantu mengelola IBD adalah pengobatan untuk mengobati dan mencegah kambuh. Perubahan gaya hidup termasuk menghindari makanan yang memicu IBD, pengurangan stres, olahraga teratur, dan tidur yang cukup bisa menjadi langkah pencegahan dan perawatan.