Suara.com - Krisis vaksin yyang terjadi di Eropa membuat pemerintah Jepang khawatir pasokan vaksin mereka juga akan dibatasi.
Kepala peluncuran program vaksinasi di Jepang, Taro Kono pekan lalu mengatakan bahwa kontrol ekspor yang diberlakukan oleh Uni Eropa, wilayah di mana beberapa vaksin COVID dibuat, dapat menunda upaya imunisasi Jepang.
Taro Kono pada Jumat (29/1) mengatakan bahwa meningkatnya nasionalisme atas pasokan vaksin dapat menyebabkan tindakan pembalasan dan gangguan terhadap pasokan vaksin global.
Jepang tertinggal dari sebagian besar negara ekonomi utama dunia dalam memulai imunisasi COVID-19 karena ketergantungannya pada pembuat vaksin di luar negeri dan permintaan agar vaksin melalui uji coba di dalam negeri.
Jepang berencana untuk memulai program vaksinasinya pada pertengahan Februari dengan vaksin COVID buatan Pfizer/BioNTech.
Pfizer dan BioNTech telah meningkatkan kapasitas produksi menjadi lebih dari 2 miliar dosis vaksin per tahun -- dari sebelumnya 1,3 miliar dosis -- untuk memenuhi permintaan, kata Ugur Sahin.
"Oleh karena itu, kami yakin bahwa kami akan memenuhi pesanan dosis vaksin yang kami janjikan ke Jepang," katanya dalam sebuah pengarahan daring.
Namun Kepala Eksekutif BioNTech Ugur Sahin memastikan Jepang akan menerima semua vaksin COVID-19 yang telah dibelinya untuk tahun ini dari Pfizer dan BioNTech.
Pernyataan tersebut disampaikan Sahin di tengah kekhawatiran bahwa jadwal pengiriman vaksin dari Pfizer dan BioNTech dapat terganggu oleh perselisihan global atas pasokan vaksin.
Baca Juga: Disuntik Vaksin Covid-19, Nakes di Garut Kejang-kejang Lalu Pingsan
Namun, Sahin tidak menjelaskan lebih rinci mengenai jadwal pengiriman vaksin ke Jepang.