Suara.com - Hingga kini katarak masih jadi salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia. Indonesia sampai saat ini masih menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5 persen per dua juta penduduk.
Setiap tahun 240.000 orang terancam mengalami kebutaan karena katarak. Sayangnya, fasilitas kesehatan untuk pasien katarak masih sangat terbatas.
Terlebih bagi pasien di kawasan Indonesia Timur. Kabar baiknya, kini Siloam Hospitals Labuan Bajo memiliki mesin phacoemulsification Centurion Vision System dan dokter spesialis mata.
Dengan menggunakan mesin phacoemulsification Centurion Vision System, operasi katarak menggunakan mesin ini hanya memakan waktu 10-15 menit.
Baca Juga: Baim Wong Katarak, Yuk Lakukan 6 Langkah Ini untuk Mencegah Katarak
"Kami melihat di daratan flores ini dokter spesialis mata belum banyak. Dan juga fasilitas kesehatan yang dapat melayani melalui metode phaco belum ada di daratan flores ini," ungkap dr. Hermas Irawan, M.M , direktur Siloam Hospitals Labuan Bajo, Kamis (02/02/2021) dalam keterangannya, Rabu, (3/2/2021.
Padaal, layanan operasi phaco ini sangat berguna sekali untuk masyarakat. Ini karena operasi tersebut relatif singkat dan dengan minimal luka operasi.
Sehingga pasien tidak perlu lama pemulihan dan dapat langsung beraktifitas.
Selain efektif dan cepat, Hermas Irawan turut menambahkan akan fasilitas dan tenaga medis yang telah siap guna melakukan operasi melalui teknik phaco ini.
Adapun program pelayanan operasi katarak melalui teknik phaco ini ditanggung melalui layanan BPJS Kesehatan. Sehingga seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan operasi tersebut dapat menggunakan program BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya.
Baca Juga: Mata Baim Wong Katarak, Ini Penyebab, Gejala dan Penanganannya
"Dokter spesialis mata di Siloam Hospitals Labuan Bajo telah bersertifikat guna melakukan kegiatan operasi katarak melalui teknik phaco ini. Alat yang digunakan pun sangat menunjang dan masyarakat yang membutuhkan operasi dapat menggunakan BPJS Kesehatan sebagai penanggungnya", pungkas Hermas menjelaskan.
Sebagai catatan dalam penggunaan BPJS Kesehatan di Siloam Hospitals Labuan Bajo, terdata sejumlah 70-80% pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Sesuai regulasi BPJS dalam hal penganggunannya, layanan diberikan kepada pasien tanpa ada pengecualian.