Suara.com - Sleeping Beauty Syndrome atau sindrom putri tidur merupakan suatu kelainan genetik yang menyebabkan seseorang memiliki rasa kantuk yang berlebihan.
Dikenal juga dengan nama Sindrom Kleine-Levin (KLS), seseorang yang memiliki kelainan ini dapat tidur 20 jam dalam sehari. Dan tak hanya itu, orang yang mengalaminya juga akan mengalami perubahan perilaku dan kebingungan.
Meski namanya sindrom putri tidur, faktanya kelainan ini lebih sering dialami oleh lelaki.
Dilansir dari Healthline, selain rasa kantuk yang ekstrim, terdapat beberapa gejala lain yang biasa muncul pada sindrom ini, di antaranya:
Baca Juga: Video Syur Pasien Wisma Atlet Hingga Gisel-Nobu, Termasuk Kelainan Seksual?
- Halusinasi
- Disorientasi
- Mudah marah
- Perilaku kekanak-kanakan
- Nafsu makan meningkat
- Dorongan seks yang berlebihan
Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab utama KLS. Namun terdapat faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami KLS, misalnya terjadi cedera pada hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.
Beberapa peneliti percaya jika KLS juga bisa disebabkan penyakit autoimun, karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri. Pada beberapa kasus, KLS juga disebabkan karena genetik orangtua yang memengaruhi satu sama lain.
Untuk mengatasi KLS, dokter biasanya akan memberikan pil stimulan yang membuat tubuh menjadi lebih aktif daripada biasanya. Hal ini karena orang dengan KLS mungkin akan kesulitan dalam menjalankan aktivitas hariannya, akibat terus-menerus merasa mengantuk.
Beberapa orang mengatasi KLS dengan cara melukai diri sendiri saat dirinya merasa mengantuk, atau berusaha melakukan kegiatan aktif bersama orang lain untuk mencegah rasa kantuk datang. (Fajar Ramadhan)
Baca Juga: Demi Lovato Sebut Gangguan Makan Sudah 'Mengalir' di Keluarganya, Bisakah?