Suara.com - Davis Alexander Bell (39) meninggal di tempat parkir rumah sakit di St. Peters, Missouri, Amerika Serikat, pekan lalu. Menurut pihak keluarga, ia telah mendapat penolakan dari rumah sakit sebanyak tiga kali.
Bell yang bekerja sebagai direktur Pusat Pemadam Kebakaran & Penyelamatan, pergi ke Rumah Sakit Barnes-Jewish karena merasakan nyeri dada terus-menerus pada Minggu, 8 Januari tahun ini.
Sebanyak itu pula ia ditolak oleh pihak rumah sakit yang hanya memberikannya resep ibuprofen, lapor Insider.
Beberapa hari kemudian, sang istri Sadie mendapat telepon dari rekan kerja Bell bahwa suaminya itu mengalami sesak napas dan dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Kadis Pertanian Tanjungpinang Wafat karena Covid, Istri Dirawat Sesak Napas
Ketika diberi tahu di rumah sakit mana, hati Sadie hancur karena sang suami kembali dibawa ke RS Bernesh Jewish lagi.
Kali ini Bell dibawa ke ruang gawat darurat. Tetapi ia diberi diagnosis yang tidak meyakinkan, dan sekali lagi, ia dipulangkan tanpa menjalani tes apa pun.
Saat berjalan ke mobil, Bell sempat menyebutkan nama Sadie sebelum akhirnya pingsan di jalan.
"Kami sudah setengah jalan ke mobil dan ia mengatakan, 'Oh Sadie'. Dan aku bertanya,'Sayang, ada apa?'," tutur Sadie.
Saat ada seseorang yang mencoba melakukan pertolongan pertama CPR, Bell meninggal dalam pelukan istrinya di tempat parkir.
Baca Juga: Sesak Napas Usai Divaksinasi, Lelaki India Meninggal karena Efek Samping?
Menanggapi masalah ini, pihak rumah sakit mengaku berbela sungkawa atas meninggalnya Bell. Namun, mereka tidak dapat mengomentari kasus ini karena hukum privasi pasien.
Sadie mengatakan bahwa mendiang suaminya tidak mendapat perawatan yang semestinya karena dokter serta staf medis rumah sakit tidak menanggapi kondisi Bell secara serius.
"Saya tidak ingin ada keluarga lain yang merasakan apa yang kami rasakan," tandas Sadie.