Suara.com - Seorang wanita Belanda mengalami paru-paru kolaps yang diduga akibat dari infeksi virus corona Covid-19, meski sebelumnya ia telah dinyatakan sembuh.
Wanita berusia 38 tahun tersebut dilarikan ke ruang gawat darurat (UGD) di Rumah Sakit Elisabeth TweetSteden setelah mengalami sesak napas dan nyeri yang menusuk dada.
Ia mengatakan gejalanya muncul tiba-tiba dan semakin lama semakin parah.
Live Science melaporkan bahwa lima minggu sebelumnya wanita tersebut mengembangkan gejala ringan, seperti demam dan nyeri otot. Setelah dites, ia dinyatakan positif Covid-19.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: 100 Juta Orang di 77 Negara Telah Divaksin Covid-19
Saat itu, ia sembuh setelah mengobatinya dengan asetaminofen dan inhaler. Tapi tiba-tiba gejala baru menyerangnya.
Hasil rontgen di UGD menunjukkan sang wanita menderita pneumotoraks bilateral, yang artinya kedua paru-parunya kolaps.
Paru-paru kolaps (pneumototaks) terjadi ketika udara dari paru-paru bocor ke pleura, ruang antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini menyebabkan tekanan pada paru-paru hingga mengempis dan mencegahnya berfungsi dengan baik.
Tetapi kasus pada wanita ini tidak biasa karena ia tidak memiliki faktor risikonya. Selain itu, ia tidak pernah dirawat di rumah sakit atau menggunakan ventilator sebelumnya.
Penyebab pneumotoraks pada wanita ini belum jelas. Dokter juga tidak bisa menyimpulkan secara pasti bahwa kejadian ini murni disebabkan Covid-19, tetapi mereka menduga penyakit tersebut berperan.
Baca Juga: APD COVID-19 Dibuang ke Sawah Bogor dari Tangerang, Satgas: Bisa Saja
Misalnya, Covid-19 mungkin telah menyebabkan perubahan kecil pada jaringan dan pembuluh darah di paru-parunya yang pada akhirnya mengakibatkan penumotoraks.
Untuk mengatasinya, dokter menggunakan alat seperti jarum yang dimasukkan ke tulang rusuk untuk mengeluarkan udara dari paru-paru kanan.
Sedangkan paru-paru kiri sang wanita tidak diobati lantaran hanya sebagian kecil yang kolaps dan dokter berpikir kondisi itu akan sembuh dengan sendirinya.
Empat minggu kemudian kedua paru-paru wanita tersebut telah membesar dan kembali ke ukuran normal. Sang wanita juga tidak mengalami komplikasi paru-paru lainnya.
Laporan kasus diterbitkan pada 22 Januari tahun ini di The Journal of Emergency Medicine.