Suara.com - Karena sama-sama menular dan ditandai dengan lesi kulit, banyak orang belum bisa membedakan penyakit kurap dan kusta.
Padahal hal ini harus diketahui, agar tidak salah mengira kusta sebagai kurap. Akibatnya fatal, bisa menimbulkan kecacatan permanen dan berbahaya pada pengidapnya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Zunarsih, Sp.KK menjelaskan kurap disebabkan oleh jamur, sedangkan kusta disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium Leprae yang merusak jaringan saraf.
Pada kusta, tungkai tangan dan kaki yang terinfeksi akan merasakan mati rasa, lalu terjadi kelumpuhan.
Baca Juga: Kemenkes: Target Eliminasi Kusta 2024 Terhalang Pandemi Covid-19
Sebelum menimbulkan bercak putih kusta akan ditandai dengan munculnya lesi atau kemerahan pada kulit seperti kurap. Namun lesi atau kemerahan pada kusta umumnya kering dan tidak mengeluarkan keringat.
"Bercaknya warnanya merah, yang mirip dengan kurap. Jadi warnanya merah kemudian tepian (lingkaran kurap) lebih tinggi," jelas dr. Zunarsih dalam diskusi di Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu.
Dibanding kusta, lesi atau kemerahan di kulit karena kurap biasanya sangat cepat menyebar alias akut ke seluruh permukaan kulit.
Biasanya dalam waktu seminggu kurap bisa melebar dengan cepat, berbeda pada kusta yang cenderung lama dan bertahun-tahun untuk bisa melebar.
"Dan yang paling penting adalah kalau kurap itu biasanya disertai dengan rasa gatal. Sedangkan kalau kusta, perkembangannya itu lambat membesar dan banyak, ditambah dia tidak ada keluhan, tidak ada rasa gatal sama sekali," pungkas dr. Zunarsih.
Baca Juga: Perhimpunan Mandiri Kusta : Kusta Adalah Penyakit yang Bisa Disembuhkan
Alasan kusta menyebar secara lambat, ini karena bakteri penyebab kusta membutuhkan waktu lama untuk membelah diri atau mereplika diri dan menyebar.