Virus Corona Bisa Picu Kerusakan Sperma, Begini 5 Cara Mengatasinya!

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni
Virus Corona Bisa Picu Kerusakan Sperma, Begini 5 Cara Mengatasinya!
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Virus corona Covid-19 bisa memicu kerusakan sperma pada pria, yang akhirnya mengakibatkan masalah kesuburan.

Suara.com - Virus corona Covid-19 telah menyebabkan banyak efek samping pada tubuh, salah satunya masalah infertilitas pada pria.

Padahal masalah infertilitas pada pria menyumbang 40-50 persen dari total kasus infertilitas. Pada pria, infertilitas mengacu pada ketidakmampuan spermanya menyebabkan kehamilan pada wanita subur.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa memengaruhi kelancaran fungsi sistem reprodruksi, yang mengakibatkan kemandulan.

Tapi dilansir dari Times of India, infeksi virus corona Covid-19 bisa menjadi salah satu penyebab infertilitas pada pria. Sebuah penelitian telah menemukan virus corona bisa memengaruhi jumlah sperma pria.

Baca Juga: Mengapa Sperma Salmon Jadi Tren Perawatan Anti-Aging Terbaru?

Penelitian dalam jurnal Reproduction, menemukan bahwa virus corona bisa meningkatkan kematian sel sperma, peradangan dan stres oksidatif.

Ilustrasi sperma (shutterstock)
Ilustrasi sperma (shutterstock)

Menurut para ahli, efek ini cenderung membaik seiring waktu tetapi tetap lebih tinggi pada pasien virus corona Covid-19 secara abnormal.

Selain itu, tingkat keparahan kondisi akibat virus corona merupakan faktor yang berkontribusi signifikan dalam mengubah kesehatan sperma.

Jadi, semakin parah kondisi seseorang akibat virus corona Covid-19, maka makin parah pula efeknya pada tubuh mereka.

Penelitian ini menggunakan data dari 84 pria menderita virus corona dalam selang waktu 10 hari selama 60 hari dan dibandingkan dengan data 105 pria sehat.

Baca Juga: Tidak Ada Sperma dalam Air Mani? Kenali Azoospermia dan Cara Mengatasinya

Sel sperma pria yang menderita virus corona menunjukkan peningkatan signifikan sebagai penanda peradangan dan stres oksidatif, ketidakseimbangan kimiawi yang bisa merusak DNA serta protein dalam tubuh.