Suara.com - Mengentaskan masalah gizi di Indonesia terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang semakin krusial. Ini dikarenakan kecukupan gizi sangat memengaruhi kualitas daya tahan tubuh (imunitas) orang.
Imunitas tubuh seperti kita ketahui sangat penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit, termasuk infeksi Coronavirus Covid-19.
“Pandemi Covid-19 ini mengharuskan kita untuk menjaga daya tahan tubuh yang optimal dan pada saat yang sama juga menjaga serta memperbaiki kesehatan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit. Sistem imun selalu aktif melaksanakan pengawasan, namun aktifitasnya meningkat jika individu terkena infeksi," terang Pakar Gizi, dr. Johanes Chandrawinata Sp.Gk, MND pada Webinar kesehatan memeringati Hari Gizi Nasional 2021 bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), beberapa waktu lalu.
Peningkatan aktifitas yang disertai peningkatan metabolisme tersebut, lanjutnya, memerlukan sumber energi dan bahan untuk biosintesa dan molekul pengatur.
Baca Juga: Ibu Sangat Berperan Tingkatkan Imunitas Anak
"Sumber energi dan bahan molekul pengatur ini tentunya berasal dari diet. Karena itu kecukupan asupan berbagai jenis zat gizi sangat penting untuk menunjang sistem imun berfungsi secara optimal,” ujar pria yang akrab disapa dr. Jo.
Selain itu, sambung dia, melakukan diet rendah garam juga bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degeneratif, sehingga peluang untuk menjaga sistem imunitas pun semakin tinggi.
"Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam). Contoh, Halim dkk dalam penelitian terbaru tahun 2020 dalam Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat makanan walaupun kadar natriumnya dikurangi antara 30-60%. Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” urai dr Jo panjang lebar.
Lebih lanjut dr Jo berpendapat bahwa kampanye Pemerintah terkait GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan pembatasan GGL (Gula-Garam-Lemak) belum cukup untuk mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia.
“Peran serta industri atau pelaku bisnis di bidang makanan juga perlu ditingkatkan dengan membuat produk yang lebih sehat rendah gula, rendah garam, dan rendah lemak, namun tetap bercita-rasa tinggi demi ikut aktif menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Juga mendidik masyarakat agar bertambah pengetahuannya tentang makan yang lebih sehat menuju tubuh yang lebih sehat pula,” tutupnya.