Studi: Covid-19 Bisa Bikin Sperma Rusak dan Sebabkan Kemandulan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 01 Februari 2021 | 11:45 WIB
Studi: Covid-19 Bisa Bikin Sperma Rusak dan Sebabkan Kemandulan
Ilustrasi Studi terkini menemukan Virus Covid-19 bisa bikin sperma rusak sehingga menyebabkan kemandulan pada lelaki. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona atau Covid-19 bukan hanya menyerang pernapasan, tetapi juga bisa merusak sperma yang menyebabkan kemandulan.

Ya, virus yang pertama kali ditemukan di China ini disebut bisa menyerang organ reproduksi lelaki.

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa Covid-19 juga dapat memengaruhi jumlah sperma dan menyebabkan kemandulan pada pria.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Reproduction, ditemukan bahwa novel coronavirus dapat meningkatkan kematian sel sperma, peradangan, dan stres oksidatif.

Baca Juga: Studi Oxford: 1 dari 8 Pasien Covid-19 Sembuh Alami Masalah Kejiwaan

Menurut para ahli, efek ini cenderung membaik seiring waktu, tetapi tetap secara abnormal lebih tinggi pada pasien Covid-19.

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca yang mengandung sel molekul Coronavirus, strain virus UK baru, perubahan mutasi RNA COVID-19. ANTARA/Shutterstock/pri.
ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca yang mengandung sel molekul Coronavirus, strain virus UK baru, perubahan mutasi RNA COVID-19. ANTARA/Shutterstock/pri.

Dikatakan juga bahwa tingkat keparahan penyakit merupakan faktor yang berkontribusi signifikan dalam mengubah kesehatan sperma. Semakin parah penyakitnya, semakin parah efeknya.

Untuk penelitian, data dari 84 pria dengan COVID 19 dalam selang waktu 10 hari selama 60 hari dibandingkan dengan data 105 pria sehat.

Sel sperma pria dengan Covid-19 menunjukkan peningkatan signifikan penanda peradangan dan stres oksidatif, ketidakseimbangan kimiawi yang dapat merusak DNA dan protein dalam tubuh.

Beberapa penelitian lama menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dapat menginfeksi organ reproduksi pria, mengganggu perkembangan sel sperma, dan mengganggu hormon reproduksi.

Baca Juga: Cegah Covid-19, Prof Zubairi Djoerban Jelaskan Efektivitas Pakai 2 Masker

Ditemukan bahwa reseptor yang sama yang digunakan virus untuk mengakses jaringan paru-paru juga ditemukan di testis.

Para peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menarik beberapa kesimpulan yang keras dan cepat.

Para ahli mengatakan sistem reproduksi pria harus dianggap sebagai jalur yang rentan terhadap infeksi Covid-19 dan karenanya harus dinyatakan sebagai organ berisiko tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Belum ada bukti bahwa COvid-19 dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada potensi reproduksi pria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI