Bulan Peduli Kanker Serviks: Vaksin HPV Masih Jadi Solusi Utama

Sabtu, 30 Januari 2021 | 19:09 WIB
Bulan Peduli Kanker Serviks: Vaksin HPV Masih Jadi Solusi Utama
Ilustrasi bulan peduli kanker serviks [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Januari setiap tahunnya, selalu diperingati sebagai Bulan Peduli Kanker Serviks. Menggaungkan pentingnya vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) tetap jadi solusi terbaik mencegah kanker serviks., karena vaksin HPV sepenuhnya bisa mencegah kanker serviks yang berisiko dialami perempuan.

"Vaksinasi dianggap sebagai pencegahan primer karena telah terbukti menurunkan insiden kanker serviks. Melalui program vaksinasi HPV, Australia berhasil menurunkan insiden kanker hingga 40 persen," ujar Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG, K-onk, Ketua Umum Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam acara KICKS, Sabtu (30/1/2021).

Sejak memulai program vaksinasi HPV nasional pada 2007, Australia mentargetkan 2030 bebas kanker serviks. Sayangnya, keadaan di Indonesia, pemerintah tidak menjadikan vaksinasi HPV sebagai program nasional.

"Apalagi, selain menyebabkan kanker serviks pada perempuan, virus HPV juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit dan kelamin pada laki-laki," jelas Prof. Andrijono.

Baca Juga: Deteksi Kanker Serviks, Seberapa Sering Wanita Harus Jalani Pap Smear?

Sehingga dengan vaksinasi HPV, tidak hanya mencegah kanker serviks pada perempuan, tapi juga bisa mencegah menularnya virus HPV akibat beruhubungan seks, baik dari lelaki maupun pada perempuan.

Tubuh yang sudah mendapat vaksin HPV akan memiliki kekebalan terhadap virus HPV penyebab kanker serviks. Jika kita tidak bertindak, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.

Menurut data GLOBOCAN 2020, virus HPV sebagai penyebab kanker serviks telah merengut 21.003 jiwa, dan terdapat 36.633 kasus baru terhadap perempuan.

Artinya, 50 perempuan di Indonesia meninggal setiap harinya, dan hal tersebut menjadikan kanker serviks sebagai kanker urutan kedua di Indonesia.

Terlebih lagi, dari keseluruhan kasus kanker serviks baru yang ditemukan di Indonesia, diketahui lebih dari 80 persen sudah pada stadium lanjut. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun.

Baca Juga: WHO Luncurkan Strategi Eliminasi Kanker Servisk, Seperti Apa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI