Suara.com - Data awal menunjukkan bahwa kekebalan seorang ibu yang terinfeksi Covid-19 selama hamil dapat diturunkan kepada bayinya. Meski begitu, masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab.
Sebuah studi baru yang terbit pada Jumat (29/1/2021) di jurnal JAMA Pediatrics menemukan tali pusar sebagian besar bayi yang lahir dari penyintas Covid-19 menunjukkan adanya antibodi virus corona juga. Artinya, bayi-bayi tersebut mengambil kekebalan pasif ini.
Jumlah antibodi yang diberikan kepada bayi sangat bergantung pada jenis dan jumlah antibodi yang ada pada sang ibu, dan kapan ia menderita Covid-19 selama kehamilan.
"Semakin lama waktu antara infeksi dan persalinan, semakin besar penyaluran antibodi," kata penulis studi Karen Puopolo dan Scott Hensley dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman, dilansir Live Science.
Baca Juga: Menurut Studi, Polusi Cahaya di Malam Hari Pengaruhi Kesehatan Janin
Kolerasi ini juga berlaku pada ibu yang mengalami gejala atau tidak. Antibodi ini dapat memberikan perlindungan kepada bayi yang baru lahir.
Tetapi, menurut ilmuwan, masih harus dilakukan studi lain untuk menentukan tingkat dan jenis antibodi yang diperlukan untuk melindungi bayi dari SARS-CoV-2 dan berapa lama kekebalannya akan bertahan.
Selain itu, juga harus ada jawaban seberapa baik antibodi yang diberikan ke bayi dalam menetralkan virus corona, yang berarti memblokir kemampuan virus untuk menginfeksi sel.
"Kami berharap memiliki data ini," ujar Flor Muñoz-Rivas, profesor penyakit menular anak di Baylor College of Medicine di Houston.
Ia menambahkan, mempelajari transfer antibodi setelah infeksi Covid-19 dapat mengumpulkan petunjuk tentang apakah vaksin yang diberikan kepada ibu hamil juga akan memberikan perlindungan serupa untuk bayi baru lahir.
Baca Juga: Istri Fiersa Besari Positif Covid-19 dan Hamil, Apa Dampaknya pada Janin?