Suara.com - Upaya pemerintah Indonesia dalam memperbaiki gizi masyarakat tidak berhenti meski dilanda pandemi Covid-19.
Hal tersebut diucapkan oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Bappenas, Dr. Ir. Subandi MSc.
Berbicara dalam acara webinar #Indonesia SIAP bersama Frisian Flag Indonesia, Subandi mengatakan bahwa perbaikan gizi merupakan sebuah investasi.
"Ritme pemerintah dalam upaya perbaikan gizi tidak penah menurun, terutama di tengah pandemi," kata Subandi.
Baca Juga: Hari Gizi Nasional, Hidden Hunger Masih Jadi Beban Negara
Upaya perbaikan gizi, lanjutnya, telah masuk ke dalam amanat pembangunan jangka menengah 2020 – 2024 untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing. Ia juga mengibaratkan perbaikan gizi sebagai investasi memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia.
"Tujuan ini juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030, di mana dalam salah satu poinnya adalah menghilangkan segala kekurangan gizi pada tahun 2030 dan mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus yang berusia di bawah 5 tahun," tambahnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Fery Fahrizal, SKM. MKM turut menyampaikan arah kebijakan dalam rencana pembangunan jangka menengah tahun 2020 – 2024, salah satunya perbaikan gizi.
Sesuai dengan arahan kebijakan tersebut, kegiatan prioritas yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk bidang kesehatan adalah:
1) Peningkatan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, serta kesehatan reproduksi,
Baca Juga: Hari Gizi Nasional 2021, Kenapa sih Harus Minum Susu sebelum Tidur?
2) Perbaikan gizi masyarakat,
3) Penurunan penyakit,
4) Pemberdayaan gerakan masyarakat hidup sehat
5) Pengawasan gizi kesehatan, serta obat & makanan.
"Kegiatan percepatan perbaikan gizi masyarakat ini ada satu fokus prioritas, yaitu penurunan stunting pada tahun 2024, di mana harus menjadi 14 persen. Tentu diperlukan upaya keras dan serius, perlu kerjasama, koordinasi, dan antusias dari semua pihak," tambah Fery Fahrizal.