Suara.com - Sepanjang pandemi Covid-19, virus corona diketahui beberapa kali mengalami mutasi. Terkahir, varian baru virus corona ditemukan di Inggris.
Mutas itu disebut lebih menular. Meski demikian, umumnya setiap orang hanya terinfeksi satu jenis virus corona.
Tapi, ada sebuah kasus langka di Brasil. Kelompok ilmuwan di Brasil selatan menyatakan telah menemukan pasien yang terinfeksi dua jenis Covid-19 berbeda secara bersamaan.
Infeksi ganda itu menggambarkan kekhawatiran soal merebaknya jumlah varian Covid-19 di negara tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Balikpapan, 29 Januari 2021 Bertambah 95 Pasien
Dikutip dari ANTARA, temuan yang diunggah dalam situs medis medRxiv pada Rabu (27/1), menyebut riset mereka yang mengonfirmasi infeksi dua jenis Covid-19 itu akan menjadi yang pertama di dunia.
Hasil penelitian itu belum diterbitkan di jurnal ilmiah dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Dua pasien, yang sama-sama berusia 30-an, pada akhir November terinfeksi varian COVID-19 P.2 yang teridentifikasi di Rio.
Varian itu juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.28. Kedua pasien secara bersamaan terbukti positif varian Covid-19 lainnya.
Mereka dilaporkan mengalami gejala ringan. Salah satu pasien menderita batuk kering dan satu lagi mengalami batuk, sakit tenggorokan serta sakit kepala. Mereka tidak perlu dirawat inap.
Baca Juga: Nilai Ekspor Merosot, Banyak Pengusaha Mebel Jepara Bangkrut
Kasus tersebut menggarisbawahi banyaknya varian yang telah beredar di Brazil, sekaligus meningkatkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan bahwa kehadiran dua galur (Covid-19) di tubuh yang sama dapat mempercepat mutasi varian baru COVID-19.
"Multiinfeksi ini mampu menghasilkan kombinasi dan varian baru yang bahkan lebih cepat menular daripada yang terjadi saat ini," kata ketua riset Fernando Spilki, ahli virologi di Universitas Feevale di Negara Bagian Rio Grande do Sul.
"Ini akan menjadi jalur evolusi lain untuk virus," tambahnya.