Asal Dilakukan Sesekali, Tiga Kebiasaan Buruk Ini Bisa Bermanfaat

Jum'at, 29 Januari 2021 | 15:08 WIB
Asal Dilakukan Sesekali, Tiga Kebiasaan Buruk Ini Bisa Bermanfaat
Bersumpah serapah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebiasaan yang biasanya dianggap buruk nyatanya bisa memiliki manfat bagi Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan buruk memiliki manfaat pada kesehatan.

Melansir dari Medicalxpress, beberapa kebiasaan yang dianggap buruk tersebut memiliki manfaat tersendiri jika sesekali dilakukan, antara lain:

1. Mengumpat

Mengumpat disebut meningkatkan toleransi rasa sakit, meningkatkan kekuatan fisik, dan membantu kohesi sosial. Baru-baru ini ditemukan bahwa mengumpat dapat menjadi strategi penanggulangan yang efektif untuk menghadapi kemarahan di jalan.

Baca Juga: Berapa Lama Waktu untuk Membentuk dan Mengubah Kebiasaan Buruk?

2. Minum Alkohol

Studi terbaru ini menemukan bahwa alkohol dapat membuat Anda lebih fasih berbicara bahasa asing. Peneliti memberikan vodka dan minuman lemon pahit dengan kandungan alkohol setara dengan satu hingga dua botol bir kepada beberapa mahasiswa Jerman yang tinggal dan belajar di universitas Belanda.

Para siswa kemudian diminta untuk berbicara selama dua menit dalam bahasa Belanda tentang topik pengujian hewan. Kefasihan mereka lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi air biasa. Tampaknya ada sifat relaksasi alkohol dalam meredakan kecemasan yang terkait dengan berbicara bahasa asing.

Ilustrasi alkohol (thinkstock)
Ilustrasi alkohol (thinkstock)

3. Melakukan pelanggaran sosial

Mungkin jenis perilaku buruk yang paling utama adalah pelanggaran sosial. Membunuh orang lain, tentu saja adalah perilaku buruk yang sangat berbahaya. Tapi tindakan pemberontakan yang lebih biasa yang sekadar melepaskan diri dari siklus etiket dan kesopanan mungkin bisa bermanfaat.

Baca Juga: Awas, Segelas Kecil Wine Tiap Hari Tingkatkan Risiko Masalah Jantung

Dalam sebuah studi , para peneliti menantang ratusan mahasiswa sarjana untuk pergi ke dunia, melanggar norma sosial kecil dan mencatat konsekuensinya. Salah satunya berlari menaiki eskalator ke bawah di pusat perbelanjaan. Seorang lainnya menurunkan jendela mobil mereka dan bernyanyi dengan keras. 

Lelucon eskalator tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan tatapan tidak setuju. Tetapi untuk menyanyi dan membuka kaca mobil malah mendapat sambutan baik dari orang-orang. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan pelanggaran sosial kecil mungkin bisa merelakskan penat. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI