Suara.com - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan video viral sepasang kekasih yang tengah berpeluk mesra dan tak mau lepas.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Merdeka, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Rabu (27/1/2021) malam. Bahkan, ketika diangkut oleh polisi keduanya masih dalam keadaan gancet atau berpelukan.
Seringkali, peristiwa serupa dihubungkan dengan cerita mistis. Padahal, ada penjelasan ilmiah mengenai kejadian tersebut.
Dilansir dari Healthline, kondisi ini disebut penis captivus, dan ini adalah kejadian yang langka.
Baca Juga: 5 Posisi Seks yang Terinsipirasi dari Pose Yoga, Bisa Dicoba Malam Ini
Tidak jelas seberapa sering penis captivus terjadi karena pasangan mungkin dapat memisahkan diri satu sama lain sebelum penanganan medis diperlukan.
Mereka mungkin tidak akan pernah melaporkan kejadian tersebut ke dokter.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Agar penis captivus terjadi, serangkaian peristiwa saat berhubungan seks harus dilakukan.
Penis, yang terisi dengan darah selama ereksi, dapat terus membesar sebelum orgasme. Dinding vagina, yang terbuat dari jaringan otot, mengembang dan berkontraksi saat berhubungan seks.
Otot-otot di dalam vagina juga mungkin berdenyut sedikit selama orgasme.
Baca Juga: Awas! Beresiko Kena Kanker Mulut, Hubungan Seks Ini Tidak Disarankan
Kadang-kadang, otot vagina bisa berkontraksi lebih dari biasanya. Kontraksi ini bisa mempersempit lubang vagina. Penyempitan ini dapat menghalangi pria untuk melepaskan penisnya, terutama jika penisnya masih membengkak dan ereksi.
Setelah orgasme, otot vagina akan mulai mengendur. Jika pria juga mencapai orgasme, darah akan mulai mengalir dari penisnya, dan ereksinya akan mereda. Anda mungkin bisa mengeluarkan penis dari vagina saat kejadian ini terjadi.
Kebanyakan orang yang mengalami penis captivus dapat saling menempel hanya dalam beberapa detik. Tetap tenang dan membiarkan otot-otot rileks akan membantu melepaskan ikatan satu sama lain.
Penis captivus merupakan salah satu manifestasi dari vaginismus. Vaginismus adalah kontraksi ketat dari otot-otot vagina yang begitu kuat, pada dasarnya vagina menutup sendiri.
Jika ini terjadi, seorang wanita mungkin tidak dapat melakukan hubungan intim. Itu juga dapat mencegah pemeriksaan medis.