Suara.com - Pemerintah Filipina mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) bagi vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, di tengah peningkatan kasus yang signifikan.
Dilansir Anadolu Agency, infeksi Covid-19 di Filipina pada Kamis (28/1/2021) hampir menyentuh angka 520.000.
Departemen Kesehatan mengatakan ada penambahan 1.169 infeksi baru, sehingga total kasus menjadi 519.575.
Filipina mencatat 60 pasien pulih dari Covid-19, sehingga total kepulihan menjadi 475.596.
Baca Juga: WHO: Manusia Tak Akan Kalah dengan Pandemi Covid-19
Sementara 71 nyawa melayang karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir, total kematian menjadi 10.552.
Saat ini, terdapat 33.427 kasus aktif, atau 6,4 persen dari akumulasi infeksi.
Hari ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Filipina telah memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) vaksin Covid-19 produksi Inggris-Swedia AstraZeneca.
"Berdasarkan tinjauan menyeluruh oleh para ahli medis dan aturan kami, FDA memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 dari AstraZeneca," ujar Direktur Jenderal FDA Eric Domingo, kutip the Philippine Star pada Kamis.
Pemberian otorisasi itu, lanjut Domingo, dikarenakan manfaat penggunaan vaksin lebih besar ketimbang potensi risikonya.
Baca Juga: Makin Banyak, 10 Persen Kasus COVID-19 di Prancis Varian Baru Virus Corona
AstraZeneca adalah merek vaksin Covid-19 kedua yang memperoleh EUA dari Filipina, setelah Pfizer-BioNTech produksi Jerman.
Negara itu telah menandatangani kerja sama pengadaan 17 juta dosis vaksin dari AstraZeneca.
Sedang vaksin Pfizer akan Filipina peroleh dari COVAX Facility yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Di luar itu, Filipina juga tengah menjajaki pengadaan 40 juta dosis vaksin dari Pfizer.
Filipina juga telah meneken kerja sama pengadaan vaksin dari Novovax AS dan Sinovac China.
Vaksinasi akan mulai digelar Februari mendatang demi segera mengakhiri pandemi, dengan target 50-70 juta orang.