Makin Banyak, 10 Persen Kasus COVID-19 di Prancis Varian Baru Virus Corona

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 28 Januari 2021 | 18:37 WIB
Makin Banyak, 10 Persen Kasus COVID-19 di Prancis Varian Baru Virus Corona
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru virus Corona semakin sering dilaporkan di berbagai penjuru dunia. Terbaru, Prancis melaporkan kenaikan jumlah kasus baru ini.

Dilansir ANTARA, sekitar 10 persen dari kasus COVID-19 di Prancis merupakan varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris.

Gabriel Attal, juru bicara pemerintah Prancis, mengatakan para ahli kesehatan sepakat bahwa varian COVID-19 Inggris memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi.

Saat wawancara dengan saluran radio France Inter pada Kamis, Attal kembali menegaskan bahwa opsi penguncian COVID-19 yang lebih ketat masih terbuka untuk diambil oleh pemerintah Presiden Emmanuel Macron.

Baca Juga: Selain Italia, Inggris Juga Belum Dapat Vaksin dari AstraZeneca

Prancis melaporkan hampir 27.000 kasus baru COVID-19 pada Rabu (27/1), lonjakan harian tertinggi sejak pertengahan November ketika negara itu menerapkan pembatasan total kedua.

Data pada Rabu mengindikasikan bahwa aturan jam malam saat ini tidak mampu menekan penyebaran virus corona.

Sementara itu, Office for National Statistics (ONS) Inggris melaporkan dalam studinya bahwa gejala umum infeksi varian virus corona dari Inggris adalah batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, dan nyeri otot.

Temuan ONS didasarkan pada sampel acak dari hasil tes enam ribu orang yang positif terinfeksi virus corona di Inggris yang dites antara pertengahan November hingga pertengahan Januari.

Sedangkan hilangnya bau dan rasa, justru kemungkinannya lebih kecil dalam infeksi varian baru virus corona ini. Namun, gejala ini masih menjadi tiga yang utama dari Covid-19.

Baca Juga: Update Peta Risiko Covid Indonesia: 92 Zona Merah, 363 Zona Oranye

Dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 3.500 orang dengan varian baru ONS menemukan batuk, kelelahan, nyeri otot, dan sakit tengorokan merupakan gejala paling umum.

Studi ini juga menemukan 16% pasien mengalami kehilangan indera perasa, sementara 15% kehilangan indra penciuman, lapor BBC.

Ini sedikit lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh orang-orang dengan varian lama (18% untuk keduanya).

Sementara itu, tidak ada perbedaan tingkat keparahan sakit kepala, sesak napas, diare, dan muntah pada kedua kelompok.

Varian baru, yang pertama kali ditemukan di Kent pada September tahun lalu, lebih mudah menular daripada bentuk virus corona sebelumnya dan sekarang telah menyebar ke seluruh Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI