Virus Nipah Menular dari Manusia ke Manusia? Ini Penjelasan WHO

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 28 Januari 2021 | 18:25 WIB
Virus Nipah Menular dari Manusia ke Manusia? Ini Penjelasan WHO
Ilustrasi virus nipah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - VIrus nipah kembali ramai dibahas setelah penelti memprediksi bahwa virus itu bisa menjadi pandemi selanjutnya.

Dilansir dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, Virus Nipah adalah virus zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Lantas bisakah virus nipah menular dari manusia ke manusia?

Selama wabah pertama yang diketahui di Malaysia, yang juga mempengaruhi Singapura, kebanyakan infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringannya yang terkontaminasi.

Baca Juga: Virus Nipah Diprediksi Jadi Pandemi Baru, Sudah Masuk Indonesia?

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa kondom dengan jaringan hewan yang sakit.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi adalah sumber infeksi yang paling mungkin.

Ilustrasi virus. [Shutterstock]
Ilustrasi virus. [Shutterstock]

Saat ini tidak ada penelitian tentang persistensi virus dalam cairan tubuh atau lingkungan termasuk buah-buahan.

Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.

Selama wabah selanjutnya di Bangladesh dan India, virus Nipah menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan sekresi dan ekskresi orang.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Belum Beres, Virus Nipah Ancam Asia, Termasuk Indonesia?

Di Siliguri, India pada tahun 2001, penularan virus juga dilaporkan dalam pengaturan layanan kesehatan, di mana 75 persen kasus terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.

Dari 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI