Suara.com - Hujan abu vulkanik yang ditimbulkan dari letusan gunung berapi sangat berbahaya untuk kesehatan. Ada beberapa penyakit akibat hujan abu yang dapat diderita manusia. Maka dari itu masyarakat diharapkan untuk waspada setelah Gunung Merapi meletus.
Gunung Merapi meletus pukul 13.39 WIB Rabu, (27/1/2021). Warga yang berada di sekitar Gunung Merapi pun dievakuasi dan sirine tanda gunung meletus dibunyikan agar tak ada warga yang terluka.
Sebelumnya, Gunung Merapi sudah menunjukkan tanda-tanda akan meletus dengan mengeluarkan awan panas pada Rabu (27/1/2021. Akibatnya, sejumlah wilayah di sekitar Gunung Merapi pun diguyur hujan abu. Lalu, apa penyakit akibat hujan abu? Berikut penjelasannya.
1. Gangguan Saluran Pernapasan
Hujan abu yang ditimbulkan karena letusan gunung berapi bertekstur sangat halus dan kasat mata, sehingga sangat mudah untuk terhirup dan masuk ke saluran pernapasan. Selain itu, hujan abu juga mengandung zat silika yang membahayakan paru-paru.
Mereka yang menghirup terlalu banyak abu vulkanik dapat menyebabkan rasa nyeri pada bagian dada, batuk, hingga iritasi hidung, sakit tenggorokan, hingga pilek.
2. Gangguan Mata
Selain mengganggu pernapasan, hujan abu juga bisa membuat kornea tergores dan menyebabkan mata merah. Bahkan, untuk beberapa kasus, abu vulkanik dapat mengakibatkan peradangan, nyeri, dan gatal pada area bola mata. Selain itu, Anda akan mengalami sensitivitas yang berlebihan terhadap cahaya atau mata berlendir akibat hujan abu.
Baca Juga: Faktor Penyebab Panu Selain Jamur: Cuaca Panas Hingga Imun Rendah
Kulit yang terpapar hujan abu akan mudah teriritasi, gatal dan kemerahan. Selain itu, risiko infeksi sekunder juga mengintai apabila terus menerus menggaruk bagian kulit yang teriritasi.