Mudah Tersinggung dan Marah, Bisa Jadi Anda Kurang Tidur

Kamis, 28 Januari 2021 | 16:01 WIB
Mudah Tersinggung dan Marah, Bisa Jadi Anda Kurang Tidur
Ilustrasi tidur (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurang tidur bisa disebabkan oleh masalah fisik, psikologis dan relasional. Institut Ilmu Saraf dan Psikologi Perilaku California menyelidiki hubungan antara kurang tidur dan emosi amarah.

Penelitian sebelumnya menyoroti bahwa kurang tidur bisa memengaruhi kognisi manusia dan kinerja otak secara keseluruhan.

Meninjau literatur akademis, konsesusnya adalah setiap orang membutuhkan tujuh hingga delapan jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan mental dan fisiknya.

Sehingga tidur dibawah durasi yang ditentukan termasuk kurang tidur. Apalagi bila kurang tidur itu terjadi berturut-turut.

Baca Juga: Kerja Sama, Ilmuwan Turki dan China Mulai Penelitian Obat Virus Corona

Jadi, bisa dihipotesiskan bahwa kurang tidur bisa berkorelasi dengan perasaan mudah tersinggung, agresi dan tempramen.

Ilustrasi tidur. [Pexels]
Ilustrasi tidur. [Pexels]

"Efek kurang tidur pada suasana hati telah didokumentasikan dengan baik," kata para peneliti dikutip dari Express.

Bahkan kurang tidur satu malam dianggap memperburuk gangguan mood yang sudah ada sebelumnya. Amigdala dianggap sebagai pusat emosional otak yang juga memainkan peran penting dalam mekanisme tidur.

Ketika seseorang kurang tidur, defisit fungsional bisa terjadi antara amigdala dan korteks cingulate anterior ventral. Kondisi ini bisa mengakibatkan suasana hati menurun dan membuat seseorang lebih terbiasa dengan rangsangan negatif.

Kurang tidur juga mengurangi kemampuan korteks prefrontal medial untuk menekan aktivitas di amigdala. Akibatnya, terjadi ketidakstabilan emosi dan gangguan tidur rapid eye movement (REM) yang berkepanjangan terkait dengan perubahan fungsional di beberapa wilayah otak.

Baca Juga: Peneliti California: Chef Lebih Berisiko Meninggal Akibat Virus Corona

Kondisi ini bisa mengakibatkan aktivitas reseptor berubah, yang bisa menyebabkan perubahan suasana hati seperti kemarahan.

Penelitian menunjukkan bahwa tidur antara tujuh hingga delapan jam setiap malam dapat membantu mengurangi gejala emosi amarah.

Tidur malam yang nyenyak secara konsisten bisa membantu orang menunjukkan lebih sedikit ledakan emosi dan perilaku agresif.

"Hasil ini bisa terlihat dengan perbedaan kecil di antara pria dan wanita dari berbagai kelompok usia," kata tim peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI