WHO: Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri Wajib Punya Oximeter!

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 28 Januari 2021 | 13:39 WIB
WHO: Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri  Wajib Punya Oximeter!
pulse oximeter di rumah (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien Covid-19 yang bergejala ringan kerap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Selama di rumah, diharapkan pasien bisa melakukan koordinasi dan dipantau status kesehatannya oleh otoritas kesehatan setempat.

Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman baru untuk mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah. WHO menyebut bahwa pasien yang isolasi mandiri wajib memiliki pulse oximeter.

“Hal lain dalam panduan yang baru adalah bahwa pasien COVID-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah di rumah memburuk dan akan lebih baik dirawat di rumah sakit, ” kata Juru bicara WHO Margaret Harris dikutip dari Arabnes.

WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan mereka, yang ditunjukkan untuk meningkatkan aliran oksigen, katanya.

Baca Juga: Bukan Hilang Penciuman, Pasien Corona Varian Baru Lebih Mungkin Alami Batuk

pulse oximeter di rumah (Freepik)
pulse oximeter di rumah (Freepik)

“Juga kami merekomendasikan, kami menyarankan penggunaan, anti-koagulan dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah. Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain, ”kata Harris.

Dia menambahkan bahwa tim ahli independen yang dipimpin WHO, yang saat ini berada di kota Wuhan di China tempat kasus virus corona pertama terdeteksi pada Desember 2019. Mereka akan meninggalkan karantina dalam dua hari ke depan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan para peneliti China di asal virus.

Dia menolak mengomentari laporan penundaan peluncuran vaksin di Uni Eropa. Dia mengatakan tidak memiliki data spesifik dan prioritas WHO adalah agar petugas kesehatan di semua negara divaksinasi dalam 100 hari pertama tahun ini.

AstraZeneca, yang mengembangkan usahanya dengan Universitas Oxford, mengatakan kepada UE pada hari Jumat bahwa mereka tidak dapat memenuhi target pasokan yang disepakati hingga akhir Maret.

Baca Juga: Tak Ada Kapolda dan Dirut Sardjito, 13 Pejabat DIY Divaksin Kali Kedua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI