Dari Anus, China Lakukan Metode Tes Covid-19 Anal Swab, Sakit Enggak?

Kamis, 28 Januari 2021 | 12:50 WIB
Dari Anus, China Lakukan Metode Tes Covid-19 Anal Swab, Sakit Enggak?
Ilustrasi tes swab. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang sepakat jika metode swab tes Covid-19 mengambil sampel di hidung dan mulut sangatlah tidak nyaman. Namun hingga saat ini, metode tersebut dianggap yang paling akurat.

Namun apa jadinya jika Anda menjalani tes Covid-19 dengan metode anal swab yang sudah dilakukan di China Utara.

Mengutip Bloomberg, Kamis (28/1/2021) anal swab ini dilakukan dengan cara memasukkan kapas yang direndam air garam, dimasukkan ke dalam anus sejauh dua hingga sentimeter.

Sampel kemudian diambil untuk dianalisis dan dilihat keberadaan virus corona penyebab sakit Covid-19.

Baca Juga: Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Ketua DPRD Malang Sedikit Pusing

Meski belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah setempat, namun metode ini sudah dilakukan terhadap 1.700 orang di China Utara.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Bahkan 1.000 orang di antaranya terdiri dari guru dan siswa di Beijing menjalani tes Covid-19 dengan metode ini pada minggu lalu.

Menurut Wakil Direktur Departemen Penyakit Penapasan Menular sebuah rumah sakit di Beijing, Li Tongzeng, metode anak swab ini adalah teknik tes baru, karena virus juga ditemukan di anus dan bisa bertahan lebih lama di banding pada saluran napas.

Dia juga mengatakan metode anal swab ini disebut lebih akurat dibanding tes Covid-19 yang sampelnya diambil dari hidung dan tenggorokan, khususnya pada kasus Covid-19 asimtomatik atau yang tidak bergejala.

Meski sudah dijalankan tidak sedikit juga yang kontra terhadap metode anal swab ini.

Baca Juga: Ustaz Yahya Waloni: Jangan Munafik Bikin Aturan, Corona Nggak Masuk Masjid!

"Saya tidak mengerti kenapa Beijing menambahkan metode anal swab. Tidak seperti menusuk tenggorokan, Anda tetap perlu tempat khusus untuk menjalani tes ini," ujar Jiang Qingwu, Profesor Epidemiologi Kesehatan Masyarakat Shanghai Fudan University.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI