Suara.com - Orang yang terinfeksi dengan varian baru virus corona baru yang pertama kali muncul di Inggris cenderung tidak melaporkan kehilangan rasa atau bau. Pasien tersebut cenderung melaporkan gejala klasik, seperti batuk, sakit tenggorokan atau kelelahan.
Menurut Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), pada orang dengan Covid-19 yang tertular varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 VUI 202012/01 secara signifikan lebih jarang mengalami gejala gangguan rasa dan bau. Namun, tidak ada bukti perbedaan gejala yang berhubungan dengan sesak napas atau sakit kepala.
Melansir dari Independent, data juga menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian baru lebih cenderung melaporkan mengalami gejala. Survei infeksi Covid-19 reguler ONS mengumpulkan data dari orang-orang di rumah pribadi di Inggris.
Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di University of Warwick, mengatakan bahwa mutasi pada virus memang dapat mempengaruhi gejala yang terkait dengan infeksi.
Baca Juga: Miris! Kematian Nakes Akibat Covid-19 di Indonesia Nomor 1 di Asia
“Varian ini lebih mudah menular dan individu yang terinfeksi tampaknya memiliki muatan virus yang lebih tinggi yang berarti mereka menghasilkan lebih banyak virus. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi yang lebih luas di dalam tubuh, mungkin menyebabkan lebih banyak batuk, nyeri otot, dan kelelahan,” kata Prof Young.
“Virusnya (varian baru) memiliki 23 perubahan dibandingkan dengan virus asli Wuhan. Beberapa dari perubahan ini di berbagai bagian virus dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan juga memengaruhi rentang gejala yang terkait dengan infeksi," imbuhnya.