Heboh Virus Nipah, Ini Saran WHO untuk Cegah Penularan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 27 Januari 2021 | 15:43 WIB
Heboh Virus Nipah, Ini Saran WHO untuk Cegah Penularan
Ilustrasi virus nipah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus nipah yang pertama kali ditemukan pada tahun 1999 kembali heboh dibicarakan. Sejumlah peneliti memprediksi bahwa virus nipah bisa menjadi pandemi selanjutnya.

Virus Nipah adalah virus zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia. Pada orang yang terinfeksi, itu menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal.

Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.

Lalu bagaimana mencegahnya agar tidak jadi pandemi selanjutnya?

Baca Juga: Virus Nipah Diprediksi Jadi Pandemi Baru, Sudah Masuk Indonesia?

Ilustrasi kelelawar (Shutterstock)
Ilustrasi kelelawar (Shutterstock)

Seperti dikutip dari lama resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan tidak adanya vaksin, satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan mendidik masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan virus Nipah.

Pesan pendidikan kesehatan masyarakat harus fokus pada:

Mengurangi risiko penularan dari kelelawar ke manusia.

Upaya pencegahan penularan sebaiknya difokuskan pada pengurangan akses kelelawar terhadap nira kurma dan produk pangan segar lainnya.

Menjauhkan kelelawar dari tempat pengumpulan getah dengan penutup pelindung (seperti rok getah bambu) dapat membantu. Jus kurma yang baru dikumpulkan harus direbus, dan buah-buahan harus dicuci bersih dan dikupas sebelum dikonsumsi. Buah dengan tanda gigitan kelelawar harus dibuang.

Baca Juga: Studi: Paparan Rutin Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Keparahan Covid-19

Mengurangi risiko penularan dari hewan ke manusia.

Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus dipakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringannya, dan selama prosedur penyembelihan dan pemusnahan. Sebisa mungkin, orang harus menghindari kontak dengan babi yang terinfeksi.

Di daerah endemik, ketika membangun peternakan babi baru, pertimbangan harus diberikan untuk keberadaan kelelawar buah di daerah tersebut dan secara umum, pakan babi dan kandang babi harus dilindungi dari kelelawar jika memungkinkan.

Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia.

Tutup kontak fisik yang tidak terlindungi dengan orang yang terinfeksi virus Nipah harus dihindari. Cuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI