Suara.com - Pada umumnya orang mengenal diabetes sebagai penyakit dengan kadar gula atau glukosa dalam darah yang tinggi, yang akhirnya menyebabkan organ lain terganggu.
Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar gula darahnya mencapai 200 dan gula darah puasa (GDP) atau kadar gula sebelum makan lebih dari 126. Padahal normalnya GDP berkisar 100 hingga 125.
Di sisi lain, diabetes juga dibagi dalam beberapa jenis yaitu diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional.
Berikut penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD mengenai perbedaan diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional berdasarkan keterangan tertulis yang diterima suara.com, Rabu (27/1/2021).
Baca Juga: Gejala Diabetes Tipe 2, Waspadai Poliuria Akibat Resistensi Insulin
Diabetes tipe 1
Diabetes jenis ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Diabetes tipe 1 umumnya diproleh seseorang karena faktor keturunan atau genetik keluarga. Perlu diingat setiap orangtua yang menderita diabetes bisa menurunkan ke semua anaknya.
"Anak dengan orangtua diabetes beresiko 6 kali terserang diabetes, sedangkan anak dari orangtua yang mengidap diabetes dan obesitas 11 kali lebih besar terserang diabetes, itu sebabnya semua orang wajib untuk menjaga gaya hidup meski orang tua tidak mengalami diabetes." papar dr. Rudy.
Baca Juga: Bekerja Shift Malam Tingkatkan Risiko Diabetes, Begini 4 Cara Mengatasinya!
Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes ini bukan diperoleh karena turunan atau genetik melainkan karena pola hidup yang menyebabkannya menderita diabetes.
"Diabetes tipe 2 disebabkan oleh sel tubuh yang kurang sensitif terhadapat insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik," jelas dokter yang berpraktik di Eka Hospital Cibubur itu.
Diabetes Gestasional
Jika diabetes tipe 1 dan tipe 2 bisa dialami semua orang, diabetes gestasional secara spesifik dialami ibu hamil yang mengalami peningkatan kadar gula dalam darah. Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya, namun tetap harus diantisipasi dan dikontrol.
"Ditemui pada tubuh ibu hamil karena terjadinya perubahan hormon sehingga mengakibatkan gula darah menjadi tinggi, namun akan kembali normal setelah sang ibu menjalani persalinan," tutup dr. Rudy.