Studi: Alpukat Mungkin Bisa Turunkan Risiko Multiple Sclerosis

Rabu, 27 Januari 2021 | 08:00 WIB
Studi: Alpukat Mungkin Bisa Turunkan Risiko Multiple Sclerosis
Alpukat (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alpukat disebut sebagai makanan super karena mengandung begitu banyak vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Alpukat memiliki banyak manfaat kesehatan dan telah terbukti menurunkan risiko penyakit yang mengancam jiwa, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan bahkan meningkatkan penglihatan.

Melansir dari Eatthis, para ilmuwan telah menemukan manfaat potensial lain dari alpukat. Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Yale School of Medicine mengungkapkan bahwa pola makan yang kaya asam oleat, (yang ditemukan dalam berbagai makanan termasuk alpukat, zaitun, kacang-kacangan, dan keju, misalnya) dapat membantu melawan efek multiple sclerosis.

Efek multiple sclerosis (MS), penyakit autoimun yang merusak otak dan sumsum tulang belakang. Sel T ini dapat diaktifkan dengan adanya asam oleat, asam lemak tak jenuh tunggal yang banyak terkandung dalam alpukat serta makanan lain seperti kacang-kacangan dan minyak zaitun.

Sebaliknya, kekurangan asam lemak ini dapat membuat sel T Anda tidak aktif yang menyebabkan sistem kekebalan menyerang tubuh Anda.

Baca Juga: Ketahui Golongan Orang yang Tak Bisa Divaksin Covid-19

Buah alpukat. (Shutterstock)
Buah alpukat. (Shutterstock)

Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka memperkenalkan asam oleat secara in vitro, mereka melihat tingkat sel T yang lebih tinggi yang diperlukan untuk menekan gejala berbahaya yang terkait dengan MS.

Tentu saja, ini tidak berarti bahwa hanya dengan makan alpukat dalam jumlah yang cukup, Anda dapat sepenuhnya aman dari penyakit autoimun.

"Kami tidak dapat membuat rekomendasi berdasarkan eksperimen in vitro ini, selain mengatakan bahwa pola makan yang sehat, dengan lemak jenuh dan rendah garam mungkin ide yang bagus. Kami berencana untuk menyelidiki di masa depan apakah pola makan kaya asam oleat mengubah fungsi kekebalan," ujar David Hafler, MD, FANA, dari Yale School of Medicine.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI