Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kandungan Omega-3 dalam darah yang lebih tinggi berpengaruh pada penurunan risiko kematian akibat Covid-19. Hal ini dinyatakan oleh studi para peneliti dari Fatty Acid Research Institute (FARI) dan kolaborator di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles dan di Orange County.
Melansir dari Medicalxpress, penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal Prostaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids pada 20 Januari 2021.
Ada beberapa makalah dalam literatur medis yang berhipotesis bahwa asam lemak omega-3 seharusnya memiliki efek menguntungkan pada pasien dengan infeksi Covid-19. Tetapi hingga saat ini, belum ada penelitian peer-review dipublikasikan yang mendukung hipotesis tersebut.
Studi ini melibatkan 100 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang sampel darahnya telah disimpan. Hasil klinis untuk pasien ini diperoleh dan darah dianalisis untuk melihat Indeks Omega-3 (O3I, tingkat EPA + DHA membran sel darah merah) di OmegaQuant Analytics (Sioux Falls, SD). Empat belas pasien meninggal dalam penelitian ini.
Baca Juga: Tes Swab Negatif, Anak Bongkar Makam Ayah yang Dimakamkan Protap Covid-19
"Meskipun tidak memenuhi ambang batas signifikansi statistik standar, studi percontohan ini bersama dengan beberapa bukti terkait efek antiinflamasi EPA dan DHA sangat menyarankan bahwa asam lemak laut yang bernutrisi ini dapat membantu mengurangi risiko hasil buruk pada pasien Covid-19," kata Arash Asher, MD, penulis utama studi tersebut.
Respons peradangan yang berlebihan atau badai sitokin adalah mediator mendasar penyakit Covid-19 yang parah.
Dalam hal ini, asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) memiliki aktivitas antiinflamasi yang kuat dan studi percontohan ini memberikan bukti sugestif bahwa asam lemak ini dapat meredam badai sitokin akibat Covid-19.