Alami Kencing Berdarah, Ternyata IUD Wanita Ini Berpindah ke Kandung Kemih

Selasa, 26 Januari 2021 | 15:14 WIB
Alami Kencing Berdarah, Ternyata IUD Wanita Ini Berpindah ke Kandung Kemih
KB spiral (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita 47 tahun asal London mengalami kencing berdarah yang ternyata disebabkan oleh alat kontrasepsi IUD atau intrauterine, yang ia pasang 10 tahun lalu, masuk ke kandung kemihnya.

Sang wanita juga mengalami nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan intim, serta nyeri di sisi kiri perutnya. Gejala ini berlangsung selama dua bulan.

Di Rumah Sakit King's College, tempat dia dirujuk, hasil USG dan CT scan menunjukkan IUD telah melubangi kandung kemih.

Batu kandung kemih berukuran 1,1 cm, seukuran kacang polong, pun telah terbentuk di gagang kanan IUD.

"Kasus ini menunjukkan pengikisan IUD ke dalam kandung kemih, meskipun jarang, adalah hal yang mungkin (terjadi) dan harus dipertimbangkan sebagai penyebab gejala masalah kandung kemih," jelas Nicholas Faure Walker, ahli bedah urologi di Rumah Sakit King's College, London, yang mengatasi kasus ini.

Ilustrasi alat kontrasepsi spiral. (Shutterstock)
Ilustrasi alat kontrasepsi spiral. (Shutterstock)

Walker menekankan perforasi kandung kemih, terbentuknya lubang pada dinding kandung kemih, adalah kondisi yang jarang terjadi.

"Bagi masyarakat, pesan utamanya adalah bahwa IUD aman dalam sebagian besar kasus, tetapi sayangnya beberapa memang menyebabkan komplikasi," sambungnya, dilansir dari Live Science.

Planned Parenthood mengatakan bahwa IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim dan efektif bertahan hingga 12 tahun.

Menurut dokter, yang menulis makalah kasus ini di jurnal Case Reports in Women's Health edisi Januari 2021, ada dua teori bagaimana IUD melubangi rahim.

Baca Juga: Timbulkan Pro dan Kontra, Manakah Alat Kontrasepsi Terbaik?

Pertama, IUD bisa saja telah menusuk dinding rahim saat dimasukkan, dan kedua, secara bertahap mengikis jaringan rahim, yang disebut erosi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI