Pasien tersebut menjalani isolasi mandiri hingga suatu hari kondisinya memburuk dan keluarga mencari fasilitas ambulans untuk mencari rumah sakit.
"Tapi ditunggu beberapa jam, ambulans enggak datang. Akhirnya dibawa pakai taksi daring, keliling dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Dalam perjalanan ke rumah sakit itu pasien meninggal dunia dan tidak tertolong," jelas Irma.
Seorang pasien Covid-19 lainnya yang berdomisili di Tangerang Selatan juga meninggal sebelum mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit rujukan.
Menurut Irma, pasien tersebut sempat mendapatkan pertolongan darurat di puskesmas. Baik puskesmas, Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, serta tim dari LaporCovid-19 telah membantu mencarikan rumah sakit untuk pasien tersebut.
"Sebelum kita mendapatkan ICU, sang pasien sudah meninggal," kata Irma.
Ada pula pasien Covid-19 yang harus menyewa ventilator dengan harga jutaan rupiah karena rumah sakit kehabisan ventilator, namun berujung meninggal dunia.
Irma menuturkan situasi ini merupakan fakta yang harus segera ditangani oleh pemerintah dan menjadi penanda bahwa fasilitas kesehatan sudah kolaps.
Kementerian Kesehatan merespons situasi ini dengan menambah kapasitas pelayanan Covid-19, salah satunya dengan tempat tidur bagi layanan non-Covid-19 menjadi untuk pasien Covid-19.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan sejumlah daerah telah mencatat bed occupancy rate (BOR) di atas 80 persen dan berada dalam situasi yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Per Hari 38 Jenazah Covid-19 Dimakamkan di TPU Bambu Apus
Namun, peneliti dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Yurdhina Melissa menilai penambahan kapasitas tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan ini.