Benarkah Vaksinasi Covid-19 Harus Diulang Setahun Sekali?

Selasa, 26 Januari 2021 | 11:51 WIB
Benarkah Vaksinasi Covid-19 Harus Diulang Setahun Sekali?
Vaksinator memindahkan vaksin COVID-19 Sinovac [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 sudah dimulai sejak pertengahan bulan Januari 2021 ini. Vaksinasi sendiri diharapkan dapat membuat imunitas masyarakat Indonesia lebih kuat dan mampu melawan infeksi virus corona.

Pertanyaannya kini, apakah vaksinasi Covid-19 harus diulang setiap tahun laiknya vaksin influenza?

Menjawab pertanyaan tersebut, ketua uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac, Profesor Dr. Kusnadi Rusmil, dr., Sp.A(K), MM belum bisa memastikan hal tersebut.

Pasalnya, ia dan tim belum bisa memastikan berapa lama antibodi yang dihasilkan vaksin Covid-19 akan bertahan dalam tubuh penerimanya.

Baca Juga: Kabar Baik! 78 Persen Pasien COVID-19 Depok Sembuh COVID-19

"Jadi ini yang sedang saya teliti sampai berapa lama tahan. Ini belum selesai penelitiannya masih dalam pengamatan, dan penelitian masih berlangsung sampai sekarang," ujar Prof. Kusnadi dalam diskusi dengan Kemenkes RI beberapa waktu lalu.

Namun berdasarkan pengamatan selama tiga bulan kepada relawan uji klinis, Profesor Kusnadi mengatakan dari 99.7 persen jumlah antibodi yang berhasil terbentuk, hanya berkurang sedikit dan berada di angka 99,5 persen.

"Sampai sekarang ini antibodinya masih bagus, jadi saya sangat terkejut juga. Tiga bulan setelah imunisasi masih 99,5 persen, jadi moga-moga setelah 6 bulan juga masih tinggi," ungkap Prof Kusnandi.

Sehingga Ketua Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 itu meyakini, jika tidak ada penurunan antibodi yang signifikan, maka vaksinasi Covid-19 tidak perlu dilakukan setahun sekali.

"Sehingga kalau masih tinggi, setahun gak harus diulang, mungkin dua tahun," kata Prof Kusnadi berhipotesis.

Baca Juga: 259 Perawat di Lampung Terinfeksi Covid-19, Bandar Lampung Terbanyak

Sementara itu, hasil uji klinis fase 3 awal dengan melibatkan 1.620 relawan, per 9 Januari 2021 menunjukkan vaksin menghasilkan imunogenesitas atau antibodi sebesar 99 persen, dengan efikasi 65,3 persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI