Hari Gizi Nasional, Hidden Hunger Masih Jadi Beban Negara

Senin, 25 Januari 2021 | 14:47 WIB
Hari Gizi Nasional, Hidden Hunger Masih Jadi Beban Negara
Ilustrasi hidden hunger, malnutrisi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam rangka Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari setiap tahunnya, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, menyoroti beban hidden hunger yang dimiliki negara hingga saat ini.

Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi dipakai untuk menggambarkan problem kekurangan gizi, terutama gizi mikro (iodium, zat besi, vitamin A dan zink), yang tidak memunculkan indikasi busung lapar atau gizi buruk, tetapi telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan.

Salah satunya, kata dia, adalah membawa dampak berat pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Sayangnya, hingga saat ini, masyarakat seringkali masih abai.

"Karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi. Jika tidak segera mendapatkan perhatian, akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis," ungkapnya dalam acara Royco Garam Beriodium secara virtual, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Hari Gizi Nasional, Menkes Budi Ingatkan Pentingnya Kesehatan Remaja

Terkait hal ini, dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, seorang dokter Spesialis Gizi Klinik mengatakan jika asupan zat gizi mikro dapat dipenuhi dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah sejak dini. Namun, langkah krusial ini masih belum dilakukan banyak orang tua.

Lantas bagaimana tips yang tepat untuk membangun kebiasaan makan sehat untuk keluarga? Hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah perbanyak ilmu dan informasi mebgenai sumber nutrisi dan nilai gizi yang terdapat di dalam makanan.

"Kita saat ini mudah sekali mendapatkan informasi yang terpercaya, mulai dari artikel hingga jurnal. Setelah itu, imprementasikan. Misalnya, saya sebagai ibu, bisa mulai menyusun menu mingguan," ungkapnya.

Rumusnya dengan membagi tiga bagian setiap piring saat makan atau yang dikenal dengan Piring Makanku. Di mana, piring dibagi 3 bagian, 1/3 untuk makanan pokok, 1/3 untuk sayuran, 1/3 di bagi dua untuk lauk dan buah.

"Untuk sayuran, masukkan sebanyak-banyaknya bermacam-macam. Makin banyak warna dalam satu hari, makin terserap mikronutriennya. Jadi, komposisi seimbangnya dapat," tambah dia.

Baca Juga: Hari Gizi Nasional: Tips Olah Makanan Sehat dengan Cara Mudah dan Murah

Perlu diingat juga, tambah dr. Diana, makan makanan bergizi tidak harus didapat dengan harga yang mahal, karena masih banyak bahan makanan lokal mengandung gizi yang bagus, mulai dari tahu, tempe, ikan kembung, hingga ubi-ubian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI