Suara.com - Grayseksual, yang terkadang dikenal grey-A atau grey ace, merupakan identitas seksual yang ditandai dengan terbatasnya ketertarikan seksual.
"Orang yang menyebut diri mereka grayseksual cenderung jarang merasakan ketertarikan seksual, pada tingkat intensitas yang rendah, atau hanya dalam situasi yang sangat spesifik," jelas Sarah Melancon, PhD, sosiolog, seksolog klinis, dan pakar seksualitas dan hubungan.
Identitas seksual ini berada di antara seksual dan aseksual. Ini muncul dari gagasan bahwa seksualitas bukanlah hitam dan putih saja, banyak orang masuk ke dalam 'area abu-abu', lapor Health.
Seseorang yang diidentifikasi sebagai grayseksual masih mungkin untuk memiliki perasaan romantis, karena identitas seksual dan hubungan romanstis tidak selalu terkait.
Baca Juga: Oriana Sabatini Pacar Paulo Dybala Buka-bukaan Orientasi Seksualnya
Misalnya, seorang grayseksual bisa juga menjadi aromantik, yang mana ia hanya memiliki sedikit atau tidak ada ketertarikan untuk berhubungan romantis kepada siapa pun.
Mereka juga bisa menjadi grayromantic yang jarang mengalami ketertarikan romantis, atau juga demiromantic yang hanya akan mengalami ketertarikan romantis ketika sudah mengembangkan hubungan emosional yang kuat dengan seseorang.
Seperti banyak istilah identitas seksual, tidak jelas kapan grayseksual pertama kali diciptakan. Tetapi istilah ini sudah digunakan dalam komunitas aseksual selama beberapa tahun.
Dalam artikel Mic 2015, pendidik seksualitas Sari Locker berpendapat bahwa kaum graysexual merasa berada dalam area abu-abu antara aseksualitas dan minat seksual yang lebih khas.
"Kategori identitas ini tidak mutlak tetapi mencerminkan bagaimana orang melihat diri mereka sendiri dan istilah apa yang mereka sukai untuk menggambarkan pengalaman mereka," tandas Melancon.
Baca Juga: Kekasih Paulo Dybala Blak-blakan Bicarakan Orientasi Seksualnya