Suara.com - Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Meski begitu, jumlah kasus diprediksi stabil.
Dilansir ANTARA, ahli penyakit menular Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci, pada Kamis (21/1) mengatakan bahwa berdasarkan pada rata-rata sepekan baru-baru ini, infeksi virus corona di AS kemungkinan akan stabil.
Saat konferensi pers di Gedung Putih, Fauci juga mengatakan vaksin COVID-19 dapat dimodifikasi untuk menangani varian baru virus.
Ia juga mengatakan bahwa meski varian COVID-19 Afrika Selatan mengkhawatirkan, varian itu tampaknya tidak terdeteksi di AS.
Baca Juga: Waspada Varian Baru Virus Corona, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal
Virus corona semakin mengganas selama beberapa bulan, dengan total kematian COVID-19 di AS mencapai 400.000 lebih.
Fauci berharap bahwa vaksin saat ini bakal ampuh melawan mutasi virus yang ditemukan baru-baru ini.
"Intinya: Kami sangat memperhatikan itu untuk rencana alternatif kami jika memang harus memodifikasi vaksin. Tetapi saat ini, menurut laporan yang kami dapat ... tampaknya bahwa vaksin tersebut masih akan ampuh melawan virus," ujarnya.
Sementara itu melansir CNBC, Fauci juga mengatakan vaksin Covid-19 yang saat ini berada di pasaran mungkin tidak begitu efektif terhadap strain baru virus corona.
Setelah ilmuwan tahu bahwa ada varian virus corona baru yang beredar di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, mereka langsung melakukan penelitian untuk mengetahui informasi tentang strain tersebut.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Percuma Tambah Kapasitas Rumah Sakit, Kalau...
Beberapa temuan awal yang terbit pra-cetak di bioRxiv dan belum ditinjau sejawat, menunjukkan varian yang diidentifikasi di Afrika Selatan (501Y.V2) dapat menghindari antibodi yang terbentuk dari beberapa pengobatan Covid-19 dan dapat mengurangi kemanjuran vaksin saat ini.
"Selain itu, 501Y.V2 menunjukkan pelarian dari antibodi penawar dalam plasma (konvalesen) pemulihan Covid-19," tulis para peneliti dari Institut Nasional untuk Penyakit Menular Afrika Selatan.
Namun, Fauci mengatakan jika obat-obatan menjadi kurang efektif, setidaknya masih memberikan perlindungan yang cukup agar vaksin tetap layak didapatkan.
"Kami mengawasi (virus) yang ada di Afrika Selatan dengan sangat hati-hati, yang sedikit lebih memprihatinkan, tetapi bagaimanapun juga bukan sesuatu yang menurut kami tidak dapat ditangani," sambungnya.
Fauci menambahkan bahwa mutasi virus dapat ditekan apabila cukup banyak orang yang divaksin untuk membangun kekebalan kawanan.
"Intinya: kami sangat memperhatikannya. Ada rencana alternatif jika kita harus memodifikasi vaksin. Itu bukanlah sesuatu yang sangat berat, kita dapat melakukannya dengan platform yang kita miliki," lanjutnya.
Studi lain yang juga dicetak di bioRxiv oleh Pfizer dan ilmuwan BioNTech menemukan, vaksin mereka kemungkinan besar sama efektifnya dengan strain virus menular yang ditemukan di Inggris.
Penulis studi tersebut memperingatkan bahwa penyebaran cepat varian baru virus corona di seluruh dunia membutuhkan pemantauan berkelanjutan terhadap perubahannya.