Vaksin Covid-19 Sudah Ada, Mengapa Sebagian Masih Menolak?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 22 Januari 2021 | 14:10 WIB
Vaksin Covid-19 Sudah Ada, Mengapa Sebagian Masih Menolak?
Suasana simulasi pemberian vaksin Covid-19 oleh Dinas Kesehatan Kota Batu. [foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMESINDONESIA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai di Indonesia 13 Januari 2021 lalu. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin tersebut.

Kini vaksinasi masih terus dilakukan bagi tenaga kesehatan dan pekerja esensial. Kehadiran vaksinasi Covid-19 ini ternyata juga disambut antusias oleh masyarakat.

Situasi itu paling tidak terungkap dalam survei yang dilakukan SehatQ. Survei itu dilakukan secara online pada Oktober 2020 ini melibatkan 797 responden.

Hasil survei tersebut berhasil memetakan pandangan publik terhadap kehadiran vaksin di masa pandemi saat ini.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Vaksin Covid-19 Dipasangi Chip 5G?

“Hasil survei memperlihatkan bahwa sebagian besar masyarakat bersedia menerima vaksin Covid-19,” kata CEO SehatQ, Linda Wijaya dalam keterangan yang diterima Suara.com, Jumat, (22/1/2021).

Vaksin Covid-19 diperkirakan tersedia pada September 2020. Foto: Seorang petugas medis sedang menyuntikkan vaksin flu ke warga Asuncion, Paraguay, pada 15 April kemarin. [AFP/Norberto Duarte]
Vaksin Covid-19 diperkirakan tersedia pada September 2020. Foto: Seorang petugas medis sedang menyuntikkan vaksin flu ke warga Asuncion, Paraguay, pada 15 April kemarin. [AFP/Norberto Duarte]

Dari total 797 responden, sebanyak 88 persen di antaranya (699 orang) bersedia mendapatkan vaksin. Linda mengatakan bahwa pihaknya juga menggali informasi dari para responden yang belum bersedia menerima vaksin.

Setidaknya ada 12 persen responden dari total responden (98 orang dari 797 orang) yang menolak vaksin dengan empat alasan.

Pertama, para responden (66 persen responden atau 98 orang yang menolak) tidak yakin terhadap keamanan maupun efektivitas vaksin Covid-19. Kedua, sebanyak 19 persen  (19 orang) responden mengkhawatirkan efek samping di kemudian hari. Ketiga, 8 persen responden (8 orang) meyakini ada alternatif selain vaksin untuk mengakhiri pandemi. Keempat, pertimbangan kepercayaan dalam agama membuat 6 persen responden (6 orang) menolak vaksin Covid-19.

Menanggapi hasil survei ini, Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengembangan Bio Farma, Drs. Adriansjah Azhari, Apt, MM. menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas dan keamanan vaksin Covid-19 yang beredar di Tanah Air.

Baca Juga: Jangan Bawel, Banyak Bicara Berisiko Tularkan Covid-19

“Sebelum didistribusikan kepada masyarakat, tim peneliti bersama tim medis, melakukan pengujian ketat terhadap vaksin,” ujar Drs. Adriansjah.

Bio Farma sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang terlibat dalam penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 yang akan diedarkan bagi masyarakat Indonesia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI