Suara.com - Israel, menjadi salah satu negara terbanyak yang melakukan vaksinasi Covid-19 massal, membeli stok besar vaksin Pfizer dengan 'imbalan' bertindak sebagai kelinci percobaan dunia.
Pemerintah Israel sebelumnya mengumumkan rencana vaksinasi 5,2% dari 9 juta keseluruhan penduduknya sampai Maret mendatang. Hingga Selasa pekan ini, lebih dari dua juta orang telah divaksinasi, lapor Global Times.
Para ilmuwan pun mengamati data yang dibagikan oleh Israel untuk mengetahui tanda-tanda seberapa efektif vaksin Pfizer ketika diberikan kepada warganya.
Hasilnya, sebanyak 12.400 orang yang telah divaksin terinfeksi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Bupati Sleman, Dokter Ingatkan Cara Kerja Vaksin Corona
Berdasarkan kasus ini, Komisaris Covid-19 Israel Nachman Ash mengatakan dosis pertama vaksin kurang efektif dari dugaannya dan yang disebutkan oleh Pfizer.
Menanggapi Profesor Ash, Kementerian Kesehatan Israel sendiri mengatakan bahwa komentar komisaris keluar dari konteks dan tidak akurat.
"Komisaris mengatakan kita belum melihat penurunan jumlah pasien yang sakit parah. Dampak perlindungan penuh dari vaksin diharapkan segera terlihat," kata juru bicara Kemenkes Israel, dilansir BBC.
Ahli imunologi dari Imperial College London, Inggris, Danny Altmann menjelaskan tubuh perlu waktu dalam mengenali materi genetik virus dan meningkatkan respons imun setelah vaksinasi, untuk tubuh memproduksi antibodi dan sel T yang menghalangi virus memasuki sel serta membunuh sel yang terinfeksi.
"Dan dibutuhkan minimal dua minggu, tapi mungkin lebih, untuk benar-benar berpengaruh," sambungnya.
Baca Juga: Disebut Komersilkan Vaksin Corona, Kritikan Telak Epidemiolog ke Pemerintah
Mengingat waktu yang dibutuhkan tubuh untuk membangun kekebalan dan masih ada orang yang belum divaksin terpapar virus, menginkubasi, dan mengembangkan gejala Covid-19, Altmann mengatakan data tersebut tidak mencerminkan dampak vaksin, yang seharusnya dinilai setidaknya setelah sebulan.
Israel mulai vaksinasi massal pada 19 Desember. Sekarang, sekitar setengah juta dari 9 juta penduduknya telah menerima dua dosis vaksin Pfizer.
Kepala inovasi Clalit (penyedia layanan kesehatan terbesar di Israel), Ran Balicher, mengatakan beberapa dampak pada penyakit Covid-19 parah di seluruh Israel diperkirakan akan terlihat akhir pekan ini.