Infeksi Ulang Varian Baru Virus Corona Afrika, Perlukah Sesuaikan Vaksin?

Kamis, 21 Januari 2021 | 08:19 WIB
Infeksi Ulang Varian Baru Virus Corona Afrika, Perlukah Sesuaikan Vaksin?
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru virus corona yang terdeteksi di Afrika Selatan menimbulkan risiko infeksi Covid-19 berulang. Hal ini yang kemudian menunjukkan kekhawatiran atas efektivitas vaksin.

Melansir dari Medical Xpress, penelitian pendahuluan yang diumumkan pada Rabu (20/1/2021) tersebut menunjukkan bahwa telah muncul beberapa varian baru virus corona di berbagai negara. Beberapa varian baru tersebut pertama kali terdeteksi Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Dalam sebuah studi baru yang belum ditinjau rekan sejawat, para peneliti di Afrika Selatan menguji varian yang ditemukan di negara tersebut.

Varian Afrika Selatan atau 501Y.V2 ini disebut bisa bertahan terhadap plasma darah dari pasien Covid-19 yang pulih. Artinya, varian tersebut mungkin bisa tetap menginfeksi meskipun seseorang pernah mengalami Covid-19.

Baca Juga: Satgas: Total 17.150 Pasien Covid-19 Sembuh di Sumut

Para peneliti menemukan bahwa varian 501Y.V2 resisten terhadap antibodi penawar yang dibangun dari infeksi sebelumnya. Meskipun demikian, para ilmuwan menyatakan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

"Di sini kami menunjukkan varian 501Y.V2 mengandung sembilan mutasi lonjakan dan muncul dengan cepat di Afrika Selatan selama paruh kedua tahun 2020. Varian ini sebagian besar kebal terhadap antibodi penetral yang dibangun dari infeksi sebelumnya," kata para penulis.

"Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang yang telah terinfeksi SARS-CoV-2 secara global dan dianggap telah mengakumulasi beberapa tingkat kekebalan, varian baru seperti 501Y.V2 menimbulkan risiko infeksi ulang yang signifikan," imbuhnya.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Para peneliti menambahkan bahwa varian ini mungkin juga memengaruhi penggunaan plasma sebagai pengobatan untuk Covid-19.

Mereka juga menyarankan bahwa varian baru bisa memiliki implikasi untuk vaksin yang dikembangkan berdasarkan tanggapan kekebalan terhadap protein lonjakan virus.

Baca Juga: 2 Staf Terkonfirmasi Positif Covid-19, DPRD Medan Kembali WFH

Jika hasil studi Afrika Selatan dikonfirmasi, maka mungkin perlu penyesuaian vaksin untuk varian ini.

"Penemuan ini bukan kabar baik tapi tidak terduga," kata James Naismith, Direktur Rosalind Franklin Institute kepada Science Media Center.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI